Jurnal Teknologi Pertanian Andalas (Sep 2016)

PEMBUATAN SABUN PADAT AROMATERAPI DARI MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil) DENGAN PENAMBAHAN MINYAK GUBAL GAHARU (Aquilaria malaccensis)

  • Sahadi Didi Ismanto,
  • Neswati Neswati,
  • Selviorizal Amanda

DOI
https://doi.org/10.25077/jtpa.20.2.9-18.2016
Journal volume & issue
Vol. 20, no. 2
pp. 9 – 18

Abstract

Read online

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak gubal gaharu terhadap sifat fisiko kimia sabun yang dihasilkan dan untuk mengetahui persentase penambahan minyak gubal gaharu terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Data dianalisa secara statistika dengan menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan minyak gubal gaharu sebesar 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3% dan 3,5%. Pengamatan pada produk sabun padat yang dihasikan adalah uji organoleptik, uji iritasi, uji antimikroba dan sifat kimia yang meliputi kadar air, pH, total asam lemak, fraksi tak tersabunkan dan alkali bebas/asam lemak bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan persentase penambahan minyak gubal gaharu pada sabun VCO berpengaruh terhadap total asam lemak, alkali bebas/asam lemak bebas dan antimikroba sabun yang dihasilkan tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar air, fraksi tak tersabunkan, pH, kekerasan dan banyak busa. Pengaruh penambahan minyak gubal gaharu dalam pembuatan sabun padat aromaterapi dari minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) pada konsentrasi penambahan minyak gubal gaharu 3,5% merupakan produk terbaik dengan hasil rata-rata uji organoleptik pada tingkat suka dan sangat suka adalah warna 66,67%, aroma 73,3%, kekerasan 66,67% dan banyak busa 73,3%. Hasil analisis kimia produk dengan penambahan minyak gubal gaharu 3,5% yaitu kadar air 14,28%, jumlah asam lemak 74,92%, kadar fraksi taktersabunkan 5,78%, kadar asam lemak bebas 0,73%, nilai pH 9,97, kekerasan secara kuantitatif 2,68 N/cm2, banyak busa secara kuantitatif 90,02%, nilai uji iritasi 0 (tidak terjadi iritasi), dan daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan zona bening sebesar sebesar 32,83 mm.