Jurnal Anestesi Perioperatif (Aug 2021)

Laporan Kasus: COVID-19 dengan ARDS Berat dan Komorbiditas yang Bertahan tanpa Ventilasi Mekanik Invasif di ICU Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta

  • Made Yudha Asrithari Dewi,
  • Ahmad Irfan

DOI
https://doi.org/10.15851/jap.v9n2.2457
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 2

Abstract

Read online

Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 asimtomatis ataupun bergejala ringan. Namun tidak sedikit juga yang mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS), membutuhkan perawatan ICU bahkan berakhir dengan kematian. Indonesia bahkan telah melampaui angka dunia dengan angka 2,7%. Keadaan ini lebih berisiko dialami oleh pasien dengan komorbid seperti hipertensi (50,1%), diabetes (36,6%), dan obesitas (13,3%). Kebutuhan terapi oksigen dengan ventilasi mekanik hingga tindakan intubasi meningkat pada kebanyakan kasus dengan komorbid. Serial kasus ini melaporkan dua pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbid yang memenuhi kriteria intubasi, namun tidak dilakukan. Dalam perjalanannya kedua kasus mengalami perbaikan klinis dan sembuh. Beberapa kemungkinan yang dapat dijelaskan, yaitu terdapat perbedaan antara ARDS pada COVID-19 (CARDS) dan ARDS klasik. Selain itu, prone position yang membantu meningkatkan oksigenasi dan mengatasi hipoksemia melalui beberapa mekanisme. Penggunaan HFNC dini pada pasien COVID-19 dan pemberian regimen kombinasi terapi antibiotik, antivirus, antikoagulan, serta antiinflamasi dinilai dapat menurunkan morbiditas pasien. Tujuan penanganan ARDS ialah menangani hipoksemia dengan meningkatkan oksigenasi. Selain dengan pemberian terapi oksigen untuk meningkatkan FiO2, dapat juga dilakukan dengan prone position. Prone position pada kasus dengan kombinasi HFNC dinilai berhasil karena pasien mampu bertahan tanpa penggunaan ventilasi mekanik dan mengalami perbaikan klinis hingga sembuh.

Keywords