Sari Pediatri (Nov 2016)
Hubungan Gambaran Klinis dan Laboratorium Sebagai Faktor Risiko Syok pada Demam Berdarah Dengue
Abstract
Latar belakang. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemis dengan angka kematian yang masih tinggi. Gambaran klinis bervariasi, pasien yang awalnya tampak ringan dapat mengalami syok dan meninggal. Sampai saat ini masih sulit mengetahui mana di antara pasien yang akan mengalami syok. Tujuan. Mengetahui hubungan gambaran klinis dan parameter laboratorium sebagai faktor risiko syok pada pasien DBD. Metode. Penelitian kohort retrospektif data rekam medik pasien DBD (kriteria WHO 1997) yang dirawat di RS. M. Djamil Padang pada Januari-Desember 2007. Dicatat umur, jenis kelamin, status gizi, suhu, manifestasi perdarahan, hepatomegali, nilai hemoglobin, leukosit, hematokrit, dan trombosit saat masuk rumah sakit serta derajat DBD, dihubungkan dengan kejadian syok. Analisis memakai uji chi-square, fischer’s exact, risiko relatif dan analisis multivariat regresi logistik. Hasil. Dari 259 pasien yang memenuhi kriteria penelitian, 119 (46%) mengalami syok. Pasien dengan suhu 14 gr%, leukosit >10000/ mm3, hematokrit >50 vol% dan trombosit 42 vol%, hemoglobin >14gr%, leukosit >5000/mm3 dan trombosit <50000/ mm3. Analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan syok adalah suhu, perdarahan spontan, hepatomegali, jumlah trombosit, hematokrit, dan leukosit (p<0,05). Kesimpulan. Gambaran klinis berupa perdarahan spontan, hepatomegali, suhu tubuh dan parameter laboratorium yaitu jumlah trombosit, hematokrit, leukosit paling berhubungan, dan merupakan faktor risiko syok pada DBD.
Keywords