Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Feb 2019)
Pemanfaatan Limbah Nangka (Jerami) sebagai Atraktan Lalat pada Flytrap
Abstract
Lalat merupakan vektor dalam penyebaran beberapa penyakit pada manusia. Penularan pe-nyakit-penyakit tersebut dapat berlangsung secara mekanik, yaitu melalui perantaraan menem-pelnya bagian tubuh lalat, misalnya proboscis, lalu menyebar melalui bahan tercemar (makan-an, minuman, dan air) yang dimakan oleh orang sehat. Pengendalian lalat yang dapat dilaku-kan adalah dengan menggunakan cara fisik-mekanik-fisiologis, yaitu menggunakan flytrap de-ngan ditambahkan atraktan. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai atraktan adalah bahan-bahan yang berciri memiliki aroma manis, salah satunya adalah jerami nangka yang sering menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berat atraktan limbah jerami nangka yang paling efektif untuk menangkap lalat, dan diketahuinya jumlah lalat yang terpe-rangkap pada masing-masing berat atraktan, yaitu 5,50 gr, 27,50 gr, dan 55,35 gr. Jenis pene-litian yang dilakukan adalah eksperimen dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan meletakkan empat flytrap secara berjejer, yaitu tiga kelompok per-lakuan dan satu sebagai kelompok kontrol, semuanya dalam tiga kali pengukuran. Hasil peneli-tian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata lalat yang terperangkap pada variasi berat atraktan 5,50 gr adalah 47 ekor; 27,50 gr sebanyak 76 ekor; dan 55,35 gr sebanyak 102 ekor, serta ke-lompok kontrol sebanyak 12 ekor. Hasil uji statistik dengan one way anova pada α=0,05, di-peroleh p-value < 0,001 yang berarti bahwa penambahan atraktan limbah jerami nangka pada flytrap memiliki pengaruh yang bermakna terhadap jumlah lalat yang terperangkap. Selanjut-nya, dengan uji LSD, diketahui berat atraktan yang paling efektif adalah 55,35gr.
Keywords