Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA (Jun 2016)

PROFIL PENALARAN ILMIAH DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI MAHASISWA SAINS DAN NON-SAINS

  • Asniar Asniar

DOI
https://doi.org/10.30870/jppi.v2i1.428
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 1
pp. 30 – 41

Abstract

Read online

AbstractThis study aimed to describe the profile of scientific reasoning and the argumentation skill of students from science and non-science. This research is a descriptive study in a state university at Bandung with samples from science and non-science students totaling 100 people and lecturer of the science course. The studies starts by visiting the universities, reviewing the literature related to the focus of the research, interviews with science faculty about how learning science is done, giving questionnaires to students, giving essay on scientific reasoning, and interviews with several students. The research instrument is a questionnaire (speaking and argumentation), interview, and questions about the essays. The results showed that the average student scientific reasoning ability of non-science (1.4) higher than students of science (1). The arguments, the students found the skills to argue required by students mainly by student teachers (SS = 43.3%, S = 50%), to be able to have the skills to argue we need a habituation or conditioning (SS = 23.3%, S = 50%), and the ability to argue must be procured in all the lectures (SS = 53.5%, S = 43.3%). Keywords: Science, non-Science, Argument, Scientific Reasoning Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil penalaran ilmiah dan kemampuan berargumentasi mahasiswa sains dan non-sains. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif di salah satu universitas negeri di kota Bandung dengan sampel mahasiswa sains dan non sains berjumlah 100 orang dan dosen pengampu mata kuliah IPA. Alur penelitian yang dilakukan yaitu melakukan kunjungan ke Perguruan Tinggi, mengkaji literatur yang berhubungan dengan fokus penelitian, wawancara dengan dosen IPA mengenai pembelajaran IPA yang dilakukan, memberikan angket kepada siswa, memberikan soal essay mengenai penalaran ilmiah, dan wawancara dengan beberapa mahasiswa. Instrumen penelitian berupa angket (kemampuan berbicara dan argumentasi), pedoman wawancara, dan soal essai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan bernalar ilmiah mahasiswa non-sains (1,4) lebih tinggi dibandingkan mahasiswa sains (1). Mengenai argumentasi, mahasiswa berpendapat keterampilan berargumentasi diperlukan oleh mahasiswa terutama oleh mahasiswa calon guru (SS=43.3%, S=50%), untuk dapat memiliki keterampilan berargumentasi diperlukan suatu pembiasaan atau pengkondisian (SS=23.3%, S=50%), dan kemampuan berargumentasi perlu dibekalkan dalam semua perkuliahan (SS=53.5%, S=43.3%). Kata kunci: Sains, Non-sains, Argumentasi, Penalaran Ilmiah

Keywords