Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum (Jul 2022)
Kesadaran multikultural generasi Z dan implikasinya pada pendidikan
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil dan perbedaan kesadaran multikultural generasi Z yang direpresentasikan oleh mahasiswa UNY. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif (metode campuran). Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta sejumlah 29.983 mahasiswa dengan pengambilan sampel secara acak multistage random sampling. Pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi dua bagian, yaitu kelompok mahasiswa eksakta dan mahasiswa sosial-humaniora kemudian diambil sampelnya. Teknik penarikan sampel menggunakan rumus Lemeshow diperoleh sampel sebesar 95,73. Untuk menghindari adanya respon yang droup out maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 200 orang untuk masing-masing kelompok mahasiswa eksakta dan mahasiswa sosial-humaniora dengan total 400 mahasiswa untuk kedua kelompok. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diadopsi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Tim Zamroni dan kawan-kawan. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesadaran multikultural mahasiswa berdasarkan latar belakang keilmuan, yaitu mahasiswa dari fakultas sosial humaniora dan mahasiswa dari fakultas sains. Perbedaan ini menunjukkan bahwa latar belakang sosial budaya berimplikasi pada perbedaan kesadaran budaya. Diperlukan program yang holistik untuk memperkuat kesadaran multikultural di kalangan generasi Z. The purpose of this research was to describe the profile of multicultural awareness of the students’ of Yogyakarta State University (UNY). This study used a descriptive approach by combining quantitative and qualitative methods (mix methods). The quantitative approach is used as the main method and the qualitative approach as the secondary method. The research population was students of Yogyakarta State University with a total of 29983 people. Multistage random sampling was conducted by dividing the population into two parts, namely groups of exact science students and social-humanities students, then the samples were taken. The sampling technique using the Lemeshow formula, obtained a sample of 95.73. To avoid a dropout of responses, the number of samples was rounded up to 200 people for each group of exact science students and social-humanities students with a total of 400 students for both groups. The data collection technique used a questionnaire which was adopted from the questionnaire developed by Tim Zamroni et al. Data analysis was quantitative analysis using T-test statistics. The results indicate that there are differences of the students’multicultural awareness based on scientific backgrounds, such as social humanities and science. This difference shows that scientific backgrounds can form different multicultural awareness. Socio-cultural background influences multicultural experiences in cultural communication and adaptation in social interactions. A holistic program is requiered to strengthen multi-cultural awareness among generation Z.
Keywords