Jurnal Semiotika-Q (Jun 2024)
Makna Pengkhususan pada QS. al-Baqarah Ayat 256: Analisis Semiotika Charles Sanders
Abstract
Artikel ini menganalisis makna pengkhususan pada QS. al-Baqarah ayat 256 tentang kebebasan beragama menggunakan kerangka pemikiran semiotika Charles Sanders Peirce. Penulis menjelaskan bahwa epistemologi Peirce dibangun atas empat pilar: falibilisme, dorongan sosial positif, objektivitas idealisme, dan pragmatisme. Peirce juga mengembangkan konsep trikotomi dan tripartitas dalam logika analitik, yang menunjukkan adanya sekumpulan tiga makna yang saling terkait dalam interpretasi. Pada QS. al-Baqarah ayat 256, terdapat perdebatan mengenai konsep kebebasan beragama. Sebagian ulama berpendapat tidak ada kebebasan mutlak untuk berpindah agama. Penulis mencoba menganalisis pengkhususan pada ayat tersebut menggunakan 10 tanda triadik Peirce, yaitu: rheme-icon-qualisign, rheme-icon-sinsign, rheme-index-sinsign, dan seterusnya. Analisis makna khusus pada ayat 256 Surah al-Baqarah menggunakan pendekatan semiotika dari Charles Sanders Peirce menunjukkan adanya ambiguitas dalam penafsiran dan penerapan ayat tersebut. Ayat ini menekankan tidak adanya pemaksaan dalam beragama dan adanya pemisahan yang jelas antara jalan yang benar dan yang salah. Konsep kebebasan beragama dikaji melalui pendekatan triadic Peirce, yang membantu memahami kompleksitas dalam penafsiran agama.
Keywords