Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman (Feb 2024)
Nilai-Nilai Sosial Tradisi Mawarung dalam Perspektif Islam di Kalimantan Selatan
Abstract
Various kinds of traditions in Indonesia, especially in South Kalimantan have values contained in them, especially social values and religious values. Likewise, the Banjar people are known as people who like to interact and communicate in the food stall tradition. The purpose of this research is to find out (1) The tradition of Mawarung in South Kalimantan (2) The social values contained in the Mawarung tradition from an Islamic perspective in South Kalimantan. This research uses descriptive qualitative. This research was conducted in six districts for districts along the Barito sub-watershed, namely Tapin Regency, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan and Tabalong because in these areas there is still a strong tradition of Mawarung. The results of this study are (1) the majority of the Banjar people like bapanderan (talking), so the Mawarung tradition still exists today. The Mawarung tradition is used as a place/container for exchanging ideas and also seeking and finding information from everyday stories. the value of togetherness (solidarity and harmony), the value of harmony in life (tolerance, help, and democracy), the value of compassion (family and caring) and religious values (friendship, sincerity and gratitude) Berbagai macam tradisi di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya terutama nilai-nilai sosial dan nilai religius. Demikian juga dengan masyarakat Banjar yang dikenal sebagai masyarakat yang senang berinteraksi dan berkomunikasi dalam tradisi mawarung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) Tradisi mawarung di Kalimantan selatan (2) Nilai-nilai sosial yang terkandung pada tradisi mawarung dalam persepektif Islam di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di banua enam sebutan untuk kebupaten sepanjang sub DAS Barito yaitu Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong dikarenakan di daerah tersebut masih terasa kental tradisi mawarung. Hasil penelitian ini adalah (1) mayoritas masyarakat suku Banjar suka bapanderan (berbicara), maka tradisi mawarung masih ada sampai sekarang. Tradisi mawarung dijadikan sebagai tempat/wadah dalam bertukar fikiran dan juga mencari dan menemukan informasi dari kisah sehari-hari. (2) nilai kebersamaan (solidaritas dan kerukunan), nilai keserasian hidup (toleransi, tolong-menolong, dan demokrasi), nilai kasih sayang (kekeluargaan dan kepedulian) dan nilai religi (silaturahmi, ikhlas dan syukur)