Sepa (May 2018)

NILAI TUKAR PETANI KOMODITAS PERKEBUNAN

  • Chairul Muslim

DOI
https://doi.org/10.20961/sepa.v13i2.21022
Journal volume & issue
Vol. 13, no. 2
pp. 142 – 158

Abstract

Read online

Abstract : One indicator / measuring tool that can be used to assess farmers' welfare is Farmers Exchange Rate. This paper is part of the research result of PATANAS (Panel Petani Nasional) conducted by Indonesian Center for Agriculture Socio Economic and Policy Analysis in Fiscal Year 2009-2012. More detail the purpose of writing this paper is to analyze Farmers Farmer's Exchange Rate (palm, cocoa, rubber and sugar cane) in Patanas villages. Primary data sources are farming efforts resulting from Patanas studies in 2008 and 2012 in four provinces, namely Jambi Province (representing rubber and palm oil), East Java (sugarcane), West Kalimantan (rubber and palm oil), and South Sulawesi (representing cocoa commodities). Secondary data obtained from local government related agencies. The result shows that rubber NTP period of 2009-2012 shows positive that the price received is bigger than the price paid, it shows that farmers are able to cover all cost components. NTP cocoa there is a decline in the exchange rate of income of 57.08%. This decline in exchange rates in line with the decline in the increase in the exchange rate of farm income. Thus the exchange rate of cocoa farmers (NTP 100) of farm income can cover production costs so that the price received is greater than the price paid, indicating better welfare of household life. Of course, the role of the government to participate in increasing the income of farmers through the assistance of subsidized agricultural input, provision of infrastructure; as well as policies for controlling household consumption expenditures (such as the provision of raskin subsidized education, health subsidies, etc.) are highly relevant in improving the welfare of farmers. Abstrak : Salah satu indikator/alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani. Tulisan ini merupakan bagian hasil penelitian PATANAS ( Panel Petani Nasional ) yang dilaksanakan oleh Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada Tahun Anggaran 2009–2012. Lebih detail tujuan penulisan makalah ini adalah menganalisis Nilai Tukar Petani Kebun (sawit,kakao, karet dan tebu) di desa-desa Patanas. Sumber data primer adalah usaha tani yang dihasilkan dari studi Patanas tahun 2008 dan 2012 di empat propinsi, yaitu Provinsi Jambi, (mewakili komoditas karet dan sawit), Jawa Timur (tebu), Kalimantan Barat (komoditas karet dan sawit), dan Sulawesi Selatan (mewakili komoditas kakao). Data sekunder didapat dari instansi terkait pemerintah daerah. Hasil menunjukkan bahwa NTP karet periode 2009-2012 menunjuukan positif artinya harga yang diterima lebih besar dari pada harga yang dibayarkan, hal ini menunjukkan bahwa petani mampu untuk menutupi seluruh komponen biaya. NTP kakao terjadi penurunan nilai tukar pendapatan sebesar 57,08 persen Penurunan nilai tukar ini sejalan dengan penurunan peningkatan nilai tukar pendapatan usahatani. Dengan demikian nilai tukar petani kakao ( NTP100) dari pendapatan usahatani dapat menutupi biaya produksi sehingga harga yang diterima lebih besar disbanding harga yang dibayar, menunjukkan kesejahteraan hidup rumahtangga yang lebih baik. Tentunya peran pemerintah turut serta untuk peningkatan pendapatan petani melalui bantuan subidi saprodi, penyediaan infrastruktur; serta kebijakan untuk pengendalian pengeluaran konsumsi rumahtangga (seperti pemberian raskin, subsidi pendidikan, subsidi kesehatan, dan lainnya) dinilai sangat relevan dalam perbaikan kesejahteraan petani.

Keywords