Wacana: Jurnal Sosial dan Humaniora (May 2012)

ANALISIS INVESTASI DALAM MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DI BURSA EFEK JAKARTA

  • Heru Setiawan,
  • Lukman - Syamsudin,
  • Umar - Nimran

Journal volume & issue
Vol. 13, no. 4
pp. 631 – 644

Abstract

Read online

ABSTRACT This research is an effort to show how to analyse an investment by diversificating in order to minimize the risk and to gain expected profit through Simple Criteria for Optimal Portfolio Selection (SCOPS) method supported by Capital Asset Pricing Model (CAPM) method as a comparative factor. Data were taken from Index LQ 45 which having the bigest capitalization and liquid in trading frequency. Sampling with drawal was done with certain creterians and 27 selected from 45 population. Results of this research indicates that beta as a risk measurement reffecting less influence on market. 27 from selected samples 5 of them become optimal portfolio candidates among others Lippo Land Devlopment (LPLD), Astra International Inc (ASII), Telkom (TLKM), Lippo Bank (LPBN), and Barito Pacific Timber (BRPT) with each Excess Return to Beta (ERB) 2.2576, 2.0407, 0.5102, 0.4576 and 0.2801 which is higher than cut off rate (C*) namely 0.1106. The proportion of invested funds on each share 16.65 % for LPLD, 56.91 % for ASII, 14.82 for TLKM, 5.20 % for LPBN, and 6.42 % for BRPT with return portfolio ( ) 0.0406 and portfolio risk ( ) 1.5839. It is concluded that SCOPS method has been functioned in line with this research of which the selected shere become optimal portfolio candidate is the best diversification although the resnlt of test corelation is not significant. Keywords : Investment, diversificating ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengungkapkan bagaimana menganalisis suatu investasi dengan cara diversifikasi agar dapat meminimisasi risiko dan mencapai keuntungan yang di harapkan, melalui metode Simple Criteria for Optimal Portfolio Selection (SCOPS) didukung oleh metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) sebagai bahan pembanding. Data saham diambil dari Indeks LQ 45 yang memiliki kapitalisasi terbesar dan likuid dalam prekwensi perdagangan, dilakukan dengan kriteria tertentu terpilih 27 saham sebagai populasi, kemudian dilakukan sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa beta sebagai ukuran risiko kurang mencerminkan pengaruh terhadap pasar. Return saham Indeks LQ 45 berdasarkan hasil perhitungan konsep Capital Asset Pricing Model (CAPM) diperoleh hasil pengembalian berdasarkan tingkat risiko beta saling bertolak belakang dimana saham-saham yang memiliki return tinggi memiliki beta yang rendah dan sebaliknya return yang rendah memiliki beta yang tinggi. Dari 27 saham terpilih 5 saham yang menjadi kandidat portofolio optimal diantaranya : Lippo Land Development (LPLD), Astra International Inc (ASII), Telkom (TLKM), Lippo Bank (LPBN), dan Barito Pasifik Timber (BRPT) dengan Excess Return to Beta (ERB) masing-masing 2.2576, 2.0407, 0.5102, 0.4576, 0.2801 yang lebih tinggi dari Cut off Rate (C*) yaitu 0.1106. Proporsi dana yang di investasikan pada masing-masing saham 16.65 % untuk LPLD, 56.91 % untuk ASII, 14.82 % untuk TLKM, 5.20 % untuk LPBN dan 6.42 % untuk BRPT dengan return portofolio (Rp) 0.0396 dan risiko portofolio (Bp) 1.5839. Melihat hal tersebut sham- saham yang membentuk portofolio optimal berhasil meningkatkan return sebesar 51.61 % walaupun harus diikuti sedikit peningkatan risiko sebesar 13.88 %, dengan demikian secara tidak langsung diversifikasi saham berhasil mengurangi risiko sebesar 37.73 %. Dari hasil uji simulasi alternatif portofolio optimal secara keseluruhan terbukti bahwa pasangan portofolio yang terseleksi dengan model Simple Criteria Portfolio Optimal Selection (SCOPS) merupakan pasangan terbaik diantara pasangan alternatif lainnya, Walaupun hasil uji korelasi return antar saham portofolio optimal menunjukan hasil yang tidak signifikan, hal tersebut dikarenakan sulit sekali mencari pasangan portofolio yang benar- benar ideal apalagi lingkup penelitian ini terbatas hanya pada Indeks LQ 45 saja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dengan segala kelemahan yang ada, dapat penulis sarankan sebagai berikut : (1) Kiranya perlu dilakukan penelitian ulang mengenai hal ini dengan menambah jumlah sampel yang lebih Presentatif serta periode pengamatan yang lebih panjang, lebih jauh dari itu hendaknya data saham pada pasca pertengahan tahun 1997 harus di teliti guna mengetahui dampak dari krisis ekonomi terhadap pembentukan portofolio optimal. (2) menambah hasil referensi penelitian yang mendukung terutama dari lembaga yang melakukan hal serupa. (3) Data analisis secara kuantitatif hendaknya didukung oleh data yang menggunakan pendekatan subjective judgement yang bersifat kualitatif dari berbagai ahli bidang tersebut, guna melengkapi dan menyempurnakan hasil penelitian. kata kunci : Investasi, diversifikasi