Jurnal Kesehatan Andalas (Sep 2019)

Pola Kuman dan Uji Kepekaan pada Pasien Community Acquired Pneumonia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016

  • Narlis Narlis,
  • Ellyza Nasrul,
  • Efrida Efrida

DOI
https://doi.org/10.25077/jka.v8i3.1041
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 3
pp. 553 – 557

Abstract

Read online

Community acquired pneumonia (CAP) merupakan infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis dan dapat menimbulkan kematian. Pertimbangan pemilihan antimikroba yang tepat dan menghindari penggunaan yang berlebihan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola kuman dan uji kepekaan pasien CAP di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif terhadap 201 sampel sputum pasien CAP yang diperiksa kultur kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan Gram dan uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri. Uji kepekaan antimikroba menggunakan metode difusi cakram. Penelitian dilakukan di Laboratorium Sentral RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2016 hingga Desember 2016. Data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Mikroorganisme yang ditemukan adalah Klebsiella pneumonia (55,23%), Staphylococcus aureus (25,87%), Streptococcus pneumonia (7,96%), Pseudomonas aeruginosa (5,97%), Staphylococcus epidermidis (2,9%), Acinetobacter baumani (1,99%), Proteus vulgaris (0,49%). Antimikroba yang paling sensitif adalah Meropenem (78,7%), sedangkan antimikroba resisten dengan persentase tertinggi adalah Ampisilin (90%), Amoksisilin (89,4%), Eritromisin (73,5%), Amoksisilin + Klavulanat (64,6%), dan Kloramfenikol (61,7%). Mikroorganisme yang paling banyak ditemukan adalah Klebsiella pneumonia (55,23%). Meropenem merupakan antimikroba sensitif dengan persentase paling tinggi (78,7%) sedangkan antimikroba resisten dengan persentase paling tinggi adalah ampisilin (90%).