Averrous: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh (Nov 2018)

RUPTUR UTERI SEBAGAI KOMPLIKASI TOLAC PADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

  • Rajuddin Rajuddin,
  • Komalasari Komalasari,
  • Roziana Roziana

DOI
https://doi.org/10.29103/averrous.v4i2.1042
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2
pp. 111 – 124

Abstract

Read online

Ruptur uteri inkomplit secara klinis signifikan terjadi setelah persalinan caesar sebelumnya dan merujuk pada gangguan lengkap dari semua lapisan uterus, kecuali serosa. Meskipun kejadiaanya sangat jarang, kurang dari 1% dari seluruh uji coba persalinan setelah kelahiran sesar (TOLAC). Komplikasi ini dapat memberikan outcome buruk termasuk komplikasi yang berhubungan dengan perdarahan berat, laserasi kandung kemih, histerektomi, dan morbiditas neonatal yang terkait dengan hipoksia intrauterin. Ruptur uteri inkomplit merupakan salah satu komplikasi TOLAC yang harus segera dikenali agar mendapatkan outcome maternal dan fetal yang lebih baik. Kami melaporkan satu kasus ruptur uteri inkomplit sebagai komplikasi TOLAC pada wanita multipara (G2P1A0) berusia 33 tahun hamil 39-40 minggu dengan ketuban pecah dini. Pasien menolak untuk terminasi kehamilan melalui tindakan seksio sesaria dan diputuskan untuk menjalani TOLAC dengan skor VBAC (Vaginal birth after cesarean delivery) adalah 2 (60%) dan skor Weinstein 4 (58%). Ketika observasi kemajuan persalinan pasien mengalami nyeri perut hebat, kontraksi hipertonik tanpa kelainan denyut jantung janin dan tanpa ring bundlesign. Pasien kemudian menjalani terminasi kehamilan perabdominal. Temuan intraoperatif menunjukkan suatu hematoma di bawah lapisan serosa sebagai akibat dari ruptur uterus inkomplit hingga ke lateral kiri. Setelah menjalani tindakan SC(Sectio Caesarea), ibu dan bayi dalam kondisi yang baik. Ruptur uteri inkomplit terjadi pada sekitar kurang dari 1% dari pasien yang menjalani TOLAC. Ketuban pecah dini yang terkait dengan abruptio plasenta dapat menjadi risiko terjadinya komplikasi ruptur uteri pada TOLAC. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lanjutan. Sebagian besar ruptur uteri inkomplit asimptomatis atau menunjukkan gejala yang tidak khas. Pengenalan awal kondisi ini dapat menghasilkan outcome maternal dan fetal yang lebih baik.

Keywords