Jentera: Jurnal Kajian Sastra (Oct 2023)
Misi Mayor Tere Liye Menjaga Alam dengan Komet Minor: Sebuah Ekokritik Sastra
Abstract
The news that NASA scientists discovered a parallel world with time running backwards caused quite a stir despite the statement that the news was fake news. The parallel world is a world written by Tere Liye through Komet Minor, a novel published in 2019, by Gramedia. This novel is the final novel in the adventure series Raib, Seli and Ali against the Crownless. The purpose of this study is to show parallel world data contained in the Tere Liye manuscript. The method used in this study is the grounded theory method. The grounded theory approach leads to generalization (what is observed inductively)/the application of a theory, action, or interaction based on the views of the participants studied. Based on the results of the research, it can be concluded that in Tere Liye's novel there are four parallel world issues, namely (1) the issue of natural destruction and animal genocide, (2) unfriendly ecological conditions, (3) animals as biological and psychological beings, and (4) the tradition of respecting nature. Abstrak Adanya berita ilmuwan NASA yang dipublikasikan dalam New York Post pada tahun 2020 menemukan dunia paralel dengan waktu yang berjalan mundur menyebabkan kehebohan meskipun ada pernyataan bahwa berita ternyata merupakan berita bohong. Dunia paralel merupakan dunia yang ditulis oleh Tere Liye melalui Komet Minor, novel yang diterbitkan pada tahun 2019 oleh Gramedia. Novel ini merupakan novel akhir dari seri petualangan Raib, Seli, dan Ali melawan Tanpa Mahkota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan data-data dunia paralel yang terdapat dalam novel Tere Liye. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam novel Tere Liye terdapat empat isu lingkungan, yaitu (1) isu kerusakan alam dan genosida hewan, (2) kondisi ekologi yang tidak bersahabat, (3) hewan sebagai makhluk biologis dan psikologis, dan (4) tradisi menghargai alam.
Keywords