El-Sunnah (Jun 2024)
Kritik Hadis Menurut al-Hakim al-Naisaburi dalam Ma’rifah Ulum al-Hadits
Abstract
Kehadiran al-Hakim dalam sejarah pemikiran hadis tidak bisa diabaikan begitu saja meski popularitasnya tidak sebanding dengan para penulis al-Kutub al-Sittah. Gagasan-gagasan karyanya tidak lepas dari konteks sosio-kultural dan politik yang melingkupinya, sehingga menghasilkan nuansa metodologis yang berbeda dengan kitab-kitab hadis sebelumnya. Artikel ini bertujuan untuk mengonstruksikan kritik hadis dan pemahaman hadis dalam keserjanaan al-Hakim al-Naisaburi. Artikel ini menggunakan analisis deskriptif-analitis terhadap sumber primer yakni kitab Ma’rifah Ulum al-Hadis. Dengan demikian artikel ini menemukan bahwa al-Hakim mempunyai kriteria tersendiri dalam menilai status sebuah Hadis dalam kitab al-Ma’rifah Ulum al-Hadits. Kritik sanad hadis al-Hakim menggunakan empat hal, yakni jalur sanad utama dan rendah (ma’rifah ‘ali isnad wa nazil isnad), kejujuran dan kekuatan hafalan periwayat, hadis yang sanadnya bersambung (musnad) dan terputus (mauquf), dan ma’rifatu as-sahabah ‘ala muratabatihim. Sedangkan kritik matan hadis al-Hakim mengacu pada tiga hal, yakni susunan redaksi hadis yang bercampur (al-mudrij), redaksi matan hadis yang gharib dan hadis yang populer. Metode yang digunakan oleh al-Hakim tersebut kemudian melahirkan standar ganda dalam menilai status Hadis. Terlepas dari segala kekurangannya, kitab al-Ma’rifah Ulum al-Hadis merupakan sumbangan terbesar al-Hakim dalam pemikiran Hadis. Dengan demikian, upaya al-Hakim patut diberi apresiasi.