Jurnal Agrotek Tropika (Jan 2022)
PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG SAPI, ARANG SEKAMDAN PESTISIDATEKI (Cyperus rotundus) UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT MOLER DAN PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicumL.)
Abstract
Peningkatan produksi bawang merah banyak menghadapi kendala salah satunya yaitu serangan hama dan patogen. Penyakit yang sering dijumpai pada budidaya bawang merah yaitu moleryang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f. sp. cepae. Penyakit moler dapat menimbulkan kerusakan danmenurunkan hasil umbi hingga 50%. Penggunaan pupuk kandang sapi, arang sekam dan pestisida teki diharapkan dapat menekan intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk kandang sapi, arang sekam dan pestisida teki terhadap intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah dan mengetahui pengaruh kombinasi pupuk kandang sapi, arang sekam dan pestisida teki terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada September hingga Desember 2019. Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total unit percobaan yang digunakan sebanyak 24. Perlakuan terdiri dari kombinasi taraf dosis pupuk kandang sapi 5, 10 dan 15 ton/ha dengan arang sekam 5, 10 dan 15 ton/ha kemudian ditambahkan pestisida teki dengan dosis 5%. Hasil percobaan dari kombinasi pupuk kandang sapi dan arang sekam pada berbagai taraf dosis tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah tetapi memberikan pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah. Pestisida teki dengan konsentrasi 5% tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah tetapi pestisida teki dengan konsentrasi 5% memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan intensitas penyakit pada bawang merah. Kombinasi dosis pupuk kandang sapi 15 ton/ha, arang sekam 15 ton/ha dan pestisida teki 5% menunjukkan intensitas terserang penyakit paling rendah.
Keywords