Jurnal Fitopatologi Indonesia (May 2021)

Pengaruh Kombinasi Perlakuan Air Panas dan Kultur Jaringan terhadap Infeksi Virus pada Bawang Merah

  • Astri Windia Wulandari Wulandari,
  • Sobir Sobir,
  • Sri Hendrastuti Hidayat

DOI
https://doi.org/10.14692/jfi.17.2.49-57
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 2

Abstract

Read online

Sebagian besar petani bawang merah di Indonesia menggunakan umbi sebagai bahan perbanyakan meskipun banyak penyakit diketahui ditularkan melalui umbi. Perlakuan air atau udara panas pada organ aktif seperti biji atau umbi adalah metode yang umum digunakan untuk menghasilkan tanaman bebas virus. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan umbi bawang merah bebas virus melalui perlakuan air panas dikombinasikan dengan kultur jaringan. Deteksi virus sebelum perlakuan menggunakan Dot immuno binding assay (DIBA) untuk memastikan infeksi genus Potyvirus (Onion yellow dwarf virus/OYDV), Carlavirus (Shallot latent virus/SLV dan Garlic common latent virus/GCLV) dari umbi. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga faktor, yaitu kultivar (Sumenep dan Bima Curut), suhu (45 °C, 50 °C, dan suhu kamar), dan waktu pemanasan (15 dan 30 menit). Secara umum, perlakuan air panas yang dikombinasikan dengan kultur jaringan tidak memengaruhi kemampuan tumbuh dan jumlah daun planlet. Berdasarkan deteksi virus menggunakan RT-PCR, suhu 45 °C selama 15 menit mampu mengeliminasi 100% Potyvirus dan Carlavirus pada bawang merah ‘Bima Curut’; sedangkan pada bawang merah ‘Sumenep’ perlakuan air panas pada suhu 50 °C selama 15 menit mampu mengeliminasi 100% Potyvirus dan 33.33% Carlavirus.

Keywords