AcTion: Aceh Nutrition Journal (Nov 2018)

Daya terima terhadap jajanan lokal Sulawesi Selatan subtitusi tepung ikan gabus (Channa striata)

  • Nadimin Nadimin,
  • Nurjaya Nurjaya,
  • Retno Sri Lestari

DOI
https://doi.org/10.30867/action.v3i2.115
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 2
pp. 141 – 148

Abstract

Read online

Generally, local snacks only have a high amount of carbohydrates and imbalanced nutrient compounds. In addition, South Sulawesi has abundant snakehead fish (Channastriata) which was nutritions. The study aims to determine the acceptability of local snacks in South Sulawesi which substitute snakehead fish flour (SFF). This research is an experimental study using the static group comparison design and aimed to identify acceptability of the local nack with 0%, 5%, 10%, and 15%of SFF concentration. The result showed that preference in the color of local snacks with 5% of SFF was better than 0% of SFF, particularly in “BangkeKelapa”. There were no significant differences in acceptability of the texture throughout the concentration of SFF; Bolu (p=0.243), Bangke Sagu (p=0,204), and PutriSalju (p=0,198). Conversely, there was a significant correlation on the concentration of SFF in the aroma and taste of local Bolu, Bangke Sagu, Putri Salju, and Bangke Kelapa. In conclusion, the substitution of SFF more than 5% affected the acceptability of the product. Furthermore, substitution from 5% of SFF could maintain the acceptability of local snacks from South Sulawesi. SFF substitution into local snacks should not exceed 5% in order to maintain acceptance. Jajanan lokal memiliki kandungan zat gizi yang tidak seimbang, umumnya hanya mengandung sumber energi. Disisi lain, Sulawesi Selatan banyak tersedia ikan gabus yang kaya zat gizi. Penelitian bertujuan mengetahui daya terima jajanan local Sulawesi Selatan yang subtitusi tepung ikan gabus (TIG). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunaan rancangan Static group comparison design, yaitu daya terima jajanan lokal dari beberapa konsentrasi tepung ikan gabus 0%, 5%, 10% dan 15%.Rerata skor kesukaan pada aspek warna jajanan lokal TIG 5% lebih baik dari kosentrasi 0%, terutama pada Bangke kelapa. Tidak ada perbedaan skor daya terima pada aspek tekstur antar kosentrasi TIG pada Bolu (p=0,243), Bangke Sagu (p=0,204), Putri salju (p=0,198). Terdapat pengaruh kosentrasi TIG pada kesukaan aroma dan rasa jajanan lokal bolu, bangke sagu, putri salju dan bangke kelapa.Penambahan TIG di atas 5% dapat mempengaruhi daya terima. Penambahan TIG pada konsentrasi 5% dapat mempertahankan daya terima terhadap produk jajanan lokal. Subtitusi TIG ke dalam jajanan local sebaiknya tidak melebihi 5% guna mempertahankan daya terima.

Keywords