Jurnal Tata Kelola Seni (Dec 2017)
Strategi Pengelolaan Pusat Musik Liturgi Yogyakarta
Abstract
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Langkah yang digunakanyaitu melakukan analisis data dan analisis SWOT. Hasil penelitian pertama, berdasarkan matrik IE dalam strategi PML Yogyakarta yang digunakan pada pengelolaan musik liturgiberada pada posisi V yaitu hold and maintaind, (pertahankan dan pelihara). Strategi umumyang dipakai adalah menjaga dan mempertahankan posisi internal yaitu memiliki jaringankerja sama dengan komponis-komponis gereja lokal dalam menjalankan lokakarya mengenai musik liturgi yang selama ini sudah diraih. Kedua berdasarkan kuadran analisis SWOTpengelolaan PML Yogyakarta menunjukkan posisinya berada pada kuadran III. Stability,yaitu suatu lembaga menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihakmenghadapi beberapa kendala dalam internal seperti regenerasi yang belum memadaisehingga masih bergantung pada figur pendiri, keterbatasan tenaga pengelola baik dari segikuantitas maupun kualitas, dan kegiatan lokakarya belum menjangkau semua budaya yang ada di nusantara. Ketiga berdasarkan analisis SWOT strategi umum yang diperoleh yaituadalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Posisi tersebut mengarah pada menambah karya musik atau nyanyian nusantara dalam musik liturgi dan memberikan penataran dalamsetiap tahun di gereja-gereja Katolik yang belum memahami tentang musik liturgi dalaminkulturasi dan memberikan pengetahuan dan penerjemah kepada pengelola sehingga cukup memadai. In this research using qualitative descriptive method, The step used is doing data analysis and SWOT analysis. The first result of the research, based on the matrix of IE in PML Yogyakarta strategy used in the management of liturgical music is in position V that is hold and maintaind. General strategy used is to maintain and maintain internal position that has a network of cooperation with composers the local church in running a workshop on liturgical music that has been achieved. The second is based on quadrant of SWOT analysis of PML Yogyakarta management showing its position is in quadrant III Stability, that is an institution facing huge market opportunity, but on the other hand facing some internal constraints such as regeneration that is not enough so that still depends on founder figure, both in terms of quantity and quality, and workshop activities have not yet reached all the cultures in the archipelago. Third based on the SWOT analysis the general strategies obtained are market penetration and product development. The position leads to; adding musical works or chants of the archipelago to liturgical music and giving up in every year catholic churches that have not understood the liturgical music in inculturation and providing knowledge and translators to the manager so that it is sufficient.
Keywords