Lontar Komputer (Aug 2017)
Permainan Edukasi Labirin Virtual Reality Dengan Metode Collision Detection Dan Stereoscopic
Abstract
Pengetahuan umum adalah pengetahuan yang diketahui sebagian besar masyarakat. Survei LIPI Tahun 2015 menyatakan 54% dari 1.829 responden kurang paham terhadap informasi pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar Masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan internet untuk media sosial dibandingkan mencari informasi seputar pengetahuan atau isu-isu di masyarakat [1]. Masalah ini dapat diatasi dengan media edukasi yang lebih interaktif, sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan umum dengan cara yang menyenangkan. Virtual Reality merupakan teknologi yang mampu menciptakan lingkungan virtual yang interaktif. Virtual Reality digunakan untuk menciptakan permainan edukasi Labirin bernama LabirinVR. LabirinVR dibuat menggunakan SDK GoogleVR dengan Metode Collision Detection dan Penglihatan Stereoscopic. Interaksi permainan memanfaatkan sensor Accelerometer dan Gyroscope. Aplikasi mampu menambah kemampuan berpikir, kreativitas, serta wawasan pengetahuan umum Indonesia dan dunia. Hasil pengujian fungsi aplikasi adalah 100% valid dan penilaian aplikasi memiliki tingkat kelayakan 98%, sehingga aplikasi memiliki nilai UAT (User Acceptence Test) [2] yang baik, serta diterima dan digunakan masyarakat.