Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Jun 2022)

Mencari Eklesiologi yang Hidup

  • Robert Setio

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v7i1.732
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 1 – 19

Abstract

Read online

Abstract. As a theological reflection on the church, ecclesiology cannot escape the reality of the complexity of the church. In order to understand the complexity of the church properly, as this study does, ecclesiology needs to be based on a living religion, namely religion as practiced by the people. To understand living religion, this study will use theories and research results from the sociology of religion. Furthermore, this study will use theological-phenomenological thinking to understand how God manifests Himself as the other. As a given, God cannot be equated with anything that already exists. Therefore, theology needs to be open to new possibilities. Such a theology is in harmony with ecclesiology which is based on the life of the people. Life must move and the movement involves various parties. Abstrak. Tulisan ini berangkat dari kesadaran akan kompleksitas gereja di masa kini. Sebagai refleksi teologis atas gereja, eklesiologi tidak dapat menghindar dari kenyataan akan kompleksitas gereja itu. Agar kompleksitas gereja itu dapat ditangkap dengan baik, maka sebagaimana dilakukan oleh studi ini, eklesiologi perlu didasarkan pada agama yang hidup, yaitu agama sebagaimana dipraktekkan oleh umat. Untuk memahami agama yang hidup, studi ini akan menggunakan teori dan hasil penelitian sosiologi agama. Selanjutnya, studi ini akan menggunakan pemikiran teologi-fenomenologi untuk memahami bagaimana Tuhan memanifestasikan diri-Nya sebagai yang lain (the other). Sebagai yang terberi (given), Tuhan tidak dapat dipersamakan dengan apa saja yang sudah ada. Karena itu teologi perlu terbuka terhadap berbagai kemungkinan yang baru. Teologi yang demikian selaras dengan eklesiologi yang didasarkan pada kehidupan umat. Hidup pasti bergerak dan gerakan itu melibatkan berbagai pihak.

Keywords