NERS Jurnal Keperawatan (Mar 2012)

Efektivitas Pemberian Mobilisasi Dini terhadap Tonus Otot, Kekuatan Otot, dan Kemampuan Motorik Fungsional Pasien Hemiparise Paska Stroke Iskemik

  • Reny Prima Gusty

DOI
https://doi.org/10.25077/njk.8.1.41-48.2012
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 1
pp. 41 – 48

Abstract

Read online

Dampak terbanyak dari stroke adalah timbulnya kelemahan pada anggota gerak yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi masyarakat. Rehabilitasi dini dibutuhkan untuk mengurangi kelemahan yang terjadi dengan cara melakukan mobilisasi dini paska serangan stroke akut. Tujuan penelitian untuk melihat efektivitas pemberian mobilisasi dini terhadap kekuatan otot, tonus otot, kemampuan motorik fungsional pada hemiparese paska stroke iskemik. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest group. Subjek penelitian ini pasien hemiparese pasca stroke iskemik yang disebar di dua kelompok yaitu kelompok pertama diberi latihan mobilisasi 2x/hari berjumlah 10 orang dan kelompok kedua 3x/hari berjumlah 10 orang. Latihan dimulai pada hari ke 2 paska serangan stroke sampai hari ke 5. Analisa menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan pada tonus otot,kekuatan otot,kemampuan fungsional motorik pada kedua kelompok dengan masing- masing kelompok nilai p=0,000. Didapatkan peningkatan lebih baik pada tonus otot, kekuatan otot (bahu,siku,pergelangan tangan,paha,lutut,pergelangan kaki) dan kemampuan motorik fungsional kelompok yang mendapat terapi 3x/hari daripada 2x/hari dengan nilai kemaknaan kekuatan otot pada bahu p= 0,016; otot siku dengan p=0,037; otot pergelangan tangan p=0,042; otot lutut p=0,004 dan otot pergelangan kaki p=0,050. peningkatan kemampuan miring ke sisi yang sehat p= 0,000; peningkatan kemampuan telentang ke duduk p=0,000; menjaga keseimbangan duduk p=0,007; dan kemampuan duduk ke berdiri dengan p=0,007. Saran agar terapi latihan mobilisasi dini dijadikan sebagai intervensi keperawatan mandiri bagi perawat yang dapat dilakukan sebanyak 2x/hari maupun 3x/hari sehingga dapat membantu mempercepat masa pemulihan kelemahan dan mencegah komplikasi lanjut.