Jurnal Teknik Sipil (Apr 2020)

Pengontrolan Retak pada Beton dengan Optimalisasi Interaksi Komposit Beton pada Interface Zone

  • Resmi Bestari Muin,
  • Sagir Alva,
  • Agnes Hanna Patty,
  • Fidi,
  • Adelfy Dara Arianti

DOI
https://doi.org/10.5614/jts.2020.27.1.7
Journal volume & issue
Vol. 27, no. 1
pp. 61 – 70

Abstract

Read online

Studi ini melakukan kajian yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya retak awal dan perambatannya yang rentan terjadi pada struktur-struktur di daerah marine. Retak beton yang terjadi merambat terutama di sepanjang interface zone yang secara signifikan dikondisikan oleh karakteristik agregat. Karakteristik agregat sebagai pengisi beton memiliki peran signifikan sebagai media pelepasan energi regangan dan dikenal sebagai energi fraktur. Hubungan energi fraktur dengan sifat material belum diidentifikasi secara jelas, dan sebagian besar studi menunjukkan ketidakpekaan relatif terhadap faktor air-semen, di mana retakan beton merambat terutama di sepanjang antarmuka agregat-semen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental tentang karakteristik fraktur beton dengan variasi gradasi agregat kasar diameter maksimum 25 mm dan 20 mm, serta variasi faktor air-semen (w/c rasio) 0,30, 0,40 dan 0,6 dengan diameter maksimum agregat kasar 19 mm. Eksperimen meliputi uji kuat tekan dan uji parameter fraktur yang terdiri dari energi fraktur dan faktor intensitas tegangan. Tes lentur tiga titik dipilih berdasarkan rekomendasi RILEM untuk menghitung parameter fraktur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gradasi agregat yang digunakan dalam campuran beton mempengaruhi energi fraktur beton. Energi puncak tertinggi didapat dengan menggunakan gradasi agregat menerus. Ukuran maksimum agregat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap energi fraktur. Semakin besar ukuran maksimum agregat dalam campuran beton, semakin tinggi energi puncak yang dicapai. Gradasi seragam dengan ukuran maksimum yang lebih kecil memiliki nilai kuat tekan yang tinggi namun energi fraktur yang rendah. Kuat tekan meningkat dengan menurunnya w/c rasio air-semen, sedangkan energi fraktur tidak memberikan pola yang sama dengan kuat tekan dengan perubahan w/c rasio.

Keywords