Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem (Mar 2019)

ANALISIS EKONOMI ALAT PENGERING BIJI KAKAO TIPE BAK SISTEM PENGHEMBUS UDARA PANAS (STUDI KASUS DI DESA PENENGAHAN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG)

  • Thareh Kemal Damanta,
  • Sandi Asmara,
  • Dwi Dian Novita,
  • Tamrin Tamrin

DOI
https://doi.org/10.29303/jrpb.v7i1.106
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 126 – 138

Abstract

Read online

Kakao adalah salah satu komoditas pertanian andalan dengan peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Mutu biji kakao sangat dipengaruhi oleh kondisi kakao dan cara pengolahannya, salah satunya yaitu pengeringan. Alternatif proses pengeringan biji kakao yang dapat digunakan yaitu pengering tipe bak. Kelebihan dari alat ini yaitu waktu penjemuran lebih singkat, tidak memerlukan banyak tenaga kerja, suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, dan kebersihan dapat diawasi sebaik-baiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan/ pendapatan per tahun yang akan diperoleh dan untuk mengetahui nilai kelayakan ekonomi dari alat pengering biji kakao tipe bak sistem penghembus udara panas di Desa Penengahan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2018 di Desa Penengahan, Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Data-data yang diperlukan dalam melakukan analisis ekonomi ini diperoleh dari data kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif, hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Data kuantitatif diperoleh dengan mewawancarai secara langsung petani pemilik alat menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai alat bantu pengumpulan data. Sedangkan data kualitatif diperoleh dengan melakukan pengamatan atau pengukuran langsung di lapangan. Data-data tersebut diisi kedalam tabel yang sesuai dengan data dan rincian biaya yang telah dikeluarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan per tahun dari usaha pengeringan ini yaitu sebesar Rp 42.242.668,01/tahun, dan dinilai layak secara finansial yang ditunjukkan dengan nilai NPV (Rp 165.318.779,07/tahun) bernilai positif, B/C Ratio (1,07) > (1), dan IRR (554,36%) > suku bunga bank (7%). Berdasarkan analisis sensitivitas, perubahan terhadap kenaikan biaya produksi, penurunan penerimaan, dan penurunan jam kerja alat menunjukkan bahwa usaha pengeringan biji kakao tetap layak untuk dilakukan.