Gema Teologika (Oct 2024)

Ikhtiar Membangun Teologi Sosial Kon(multi)tekstual dengan Memanfaatkan Epistemologi Barat demi Kedalaman Bersama

  • Antonius Eddy Kristiyanto

DOI
https://doi.org/10.21460/gema.2024.92.1209
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 2
pp. 131 – 146

Abstract

Read online

Abstract The main object of this research is to efford to give foundation to the praxis of social theology here, now, and beyond (hic, nunc, et tunc). On regarding the state of question and content of epistemology and theology do not assume each other, so the focus of this research could be formulated as follow: How could epistemology give the positive roles in any discourse about in the extending dan profounding the social theology which characterized by some con(multi)textual? Either epistemology or theology constitute two the autonom clusters. Each of them has the special method. The historical method through this research, however, builds bridge between philosophy in one hand and the theology in the other. This method is due to the principles for the convergence of sources. State of the art elaborates the reflections of Wolfhard Pannenberg and Johann Baptis Metz which would be confrontated with the concept of proflection. This research finally promotes two patters which are intercomplementary. Abstrak Kajian ini bermaksud mengikhtiarkan pendasaran praksis teologi sosial di sini, sekarang, dan melampaui (hic, nunc, et tunc). Mengingat duduk perkara dan isi epistemologi dan teologi tidak saling mengasumsikan, maka fokus kajian ini dirumuskan begini: Bagaimana epistemologi dapat berperan positif dalam diskursus tentang pengembangan dan pendalaman teologi sosial yang bercorak kon(multi)tekstual? Baik epistemologi maupun teologi merupakan dua rumpun ilmu yang otonom. Mereka memiliki metodologi yang berbeda. Namun, metode historis dalam kajian ini menjembatani antara arus filosofis dengan teologis. Metode ini sesuai dengan asasnya, yakni konvergensi sumber. State of the art berangkat dari pengolahan atas refleksi, misalnya Wolfhart Pannenberg dan Johann Baptis Metz, yang akan dikonfrontasikan dengan konsep tentang profleksi. Akhirnya kajian ini menyodorkan dua pola yang saling melengkapi.

Keywords