Nalars (Jan 2019)

POTENSI BUDAYA PADA KAWASAN PERMUKIMAN TEPIAN SUNGAI STUDI KASUS KELURAHAN SEBERANG MESJID

  • fitri wulandari,
  • noor aina,
  • humairoh razak

DOI
https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.57-64
Journal volume & issue
Vol. 18, no. 1
pp. 57 – 64

Abstract

Read online

ABSTRAK. Kota Banjarmasin yang pada tahun 2018 berumur ke 492 tahun merupakan anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Sebagai Kota berbasis sungai, sejak dulu kehidupan masyarakatnya bergantung dengan aliran sungai yang ditandai permukiman di tepian sungai, persimpangan sungai atau muara sungai. Di kawasan tepian sungai ini pula terjadi ekspansi kekuasaan, kontak agama dan kebudayaan serta kontak perdagangan. Perkembangan di bidang teknologi material, pengetahuan berhuni, dan perkembangan infrastruktur kota secara tidak langsung berdampak pada pudarnya identitas lokal, yaitu budaya sungai pada fisik permukiman dan lingkungan permukiman di tepi sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya sungai pada kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin. Lokasi Penelitian adalah kelurahan Seberang Mesjid yang terletak di tepian sungai Martapura dan persimpangan antara Sungai Martapura dan Sungai Kuin. Objek penelitian adalah unsur budaya pada kawasan tepian sungai. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian terhadap identifikasi budaya di Kelurahan Seberang Mesjid menunjukkan, kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi wisata belanja dan wisata edukasi berbasis pada budaya sungai. Kata kunci: Banjarmasin, budaya, permukiman, tepian sungai ABSTRACT. The city of Banjarmasin, which was 492 years old in 2018, is a member of the Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). As a river-based city, the life of the people depends on the river flow which is characterized by settlements on the banks of rivers, crossing rivers or estuaries. In this area of the river, there was also an expansion of power, religious and cultural contacts and trade contacts as well. The developments in the field of material technology inhabited knowledge and the development of urban infrastructure indirectly have an impact on the fading of local identities, such as river culture on physical settlements and settlement’s environments on the banks of rivers. This study aims to determine river culture in riverbank settlement areas in the city of Banjarmasin. The research location is the Seberang Mesjid village which is located on the banks of the Sungai Martapura and the intersection between the Sungai Martapura and Sungai Kuin. The object of research is the cultural element in the river bank. The method used is descriptive qualitative. The results of the study on cultural identification in Seberang Mesjid Village indicate that this area has the potential to be developed into shopping and educational tourism based on river culture. Keywords: Banjarmasin, culture, settlements, river banks