Litera (Nov 2015)

WARNA LOKAL JAWA DALAM NOVEL INDONESIA PERIODE 1980 – 1995

  • Hartono Hartono

Journal volume & issue
Vol. 14, no. 2

Abstract

Read online

Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud dan fungsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia periode 1980-1995. Secara purposif, diperoleh sumber data penelitian, yakni: novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, Jantera Bianglala (Ahmad Tohari); Para Priyayi (Umar Kayam); Burung-Burung Manyar dan Durga Umayi (YB. Mangunwijaya); Canting (Arswendo Atmowiloto); Pasar (Kutowijoyo); dan Tirai Menurun (NH. Dini). Pengumpulan data dengan teknik baca dan catat. Analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, warna lokal Jawa, berupa: latar tempat (Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Magelang, Madiun, Temanggung, dan Muntilan); latar waktu (hari dan pasaran, Selasa Kliwon, Jumat Kliwon, sepasar, selapan, sewindu), kesenian (wayang, ketoprak, tayub, tembang); kepercayaan (Islam abangan, kepercayaan pada roh leluhur, mantra dan benda-benda pusaka); status sosial priyayi dan wong cilik; penggunaan bahasa (bahasa Jawa, penamaan, pasemon); dan penamaan tumbuhan dan hewan. Kedua, warna lokal Jawa berfungsi sebagai: (a) masalah pokok yang diceritakan, (b) hipogram alur dan tokoh cerita, dan (c) penguat pelukisan latar cerita. Kata kunci: warna lokal, novel Indonesia, hipogram, Jawa