Sari Pediatri (Nov 2016)
Hubungan Antara Derajat Asfiksia dengan Beratnya Hipokalsemia pada Bayi Baru Lahir
Abstract
Latar belakang. Kalsium merupakan ion yang sangat penting untuk proses metabolisme biomolekular. Selama kehamilan, kalsium ditransfer secara aktif melalui kalsium transplasental yang diregulasi hormon parathyroid-related peptide (PTHrP). Hipokalsemia dapat menyebabkan gangguan neuromuskular, irama jantung apneu, dan gangguan gastrointestinal. Asfiksia dapat menurunkan kadar kalsium darah pada bayi baru lahir di bawah batas nadir. Pada asfiksia terjadi insufisiensi ginjal, metabolik asidosis, dan sekresi parathyroid hormon (PTH) kurang sehingga menurunkan kadar kalsium plasma. Tujuan. Mengetahui hubungan antara derajat asfiksia dengan beratnya hipokalsemia pada bayi baru lahir Metode. Desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional pada bayi dengan asfiksia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di bangsal perawatan bayi risiko tinggi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr.Kariadi Semarang pada tahun 2012. Derajat asfiksia ditentukan berdasarkan nilai APGAR, yaitu asfiksia sedang dan berat, derajat hipokalsemia ditentukan berdasarkan nilai kadar kalsium serum. Analisis statistik dengan uji chi-square. Hasil. Subjek 66 bayi terdiri dari 29 bayi laki-laki dan 37 bayi perempuan, 20 bayi lahir kurang bulan dan 46 bayi lahir cukup bulan. Terdapat hubungan antara asfiksia dengan hipokalsemia (p=0,013). Hipokalsemia berat pada asfiksia berat PR 4,9, (IK95% 1,2-20,3; p=0,027), Hipokalsemia sedang pada asfiksia sedang PR 4,51(IK95% 1,3-14,6; p=0,009). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara derajat asfiksia dengan beratnya hipokalsemia pada bayi baru lahir.
Keywords