J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri (Sep 2014)

MODEL OPTIMASI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (Studi Kasus Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara)

  • Ratna Purwaningsih,
  • Zainal Fanani R,
  • Vita Shany Nugrahaeni

DOI
https://doi.org/10.12777/jati.9.3.157-162
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 3
pp. 157 – 162

Abstract

Read online

Perikanan budidaya laut merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan produksi perikanan karena perikanan tangkap laut telah lebih tangkap. Perairan Karimunjawa kabupaten Jepara telah mengembangkan perikanan budidaya laut untuk komoditas rumput laut, ikan kerapu dan kerang. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masih terbatasnya industri pendukung yang memenuhi kebutuhan akan bibit, pakan ikan dan peralatan budidaya laut. Selain itu juga ketersediaan lahan yang terbatas karena dibutuhkan kualitas perairan yang bersih dan bebas pencemaran. Pengembangan perikanan budidaya laut membutuhkan kebijakan pemerintah untuk mendorong munculnya industri pendukung. Sebagai investasi yang besar, industri pendukung hanya dapat dihadirkan jika industri budidaya perikanan terbukti memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Maka, perlu dikembangkan model perikanan budidaya laut untuk mengidentifikasi (1) memperkirakan ukuran industri berdasarkan sumber daya laut yang tersedia (luas lahan dan kondisi perairan) dan (2) mengembangkan model optimasi dengan pemrograman linear. Hasil penelitian adalah model pemrograman linear dan nilai optimal masing – masing komoditas budidaya. Komoditas budidaya terdiri atas rumput laut, kerapu, dan kerang. Komoditas rumput laut diproduksi sebesar 3.360.000 kg, kerang darah sebesar 485.407,2 kg, dan kerapu bebek sebesar 5.790,60 kg. Profit maksimum dari kegiatan budidaya laut yang direncanakan sebesar Rp 2.163.846.000,00 Kata kunci: perikanan budidaya laut; optimasi; pemrograman linear; simulasi Abstract Sea farming on fishery is a way to increase fish production when marine capture fisheries already overfished. Karimunjawa sea in Jepara district has been developing sea farming of sea weed, kerapu fish and shell. Main problems on this fisheries recently are limit capacity of supporting industries such as hatchery, fish meal and poultry, and sea farming tools and equipment. Beside, limit of availability of suitable sea and coast which free from pollutant. Sea farming development need goverment regulation to support emerging of supporting industries which need high investment. It only will happen if this sector has a high economic value. To obtain the real data of sea farming economic potency, an optimization6 model should be developed and some calculation are needed. The objective of this research are (1) to estimate production of sea farming according to constraint variables such as availability of land, hatchery and poultry industry, (2) to develop the model on linear programming and run a simulation. Output of the simulation is the optimum production of selected comodity which give the maximum profit for the region. The comodity are seaweed, kerapu and shell. Optimum production of seaweed is 3.360.000 kg, kerang darah production is 485.407,2 kg, and kerapu bebek production is 5.790,60 kg. Maximum profit result from this sea farming is Rp 2.163.846.000,00. Keywords: Sea farming fishery; optimization; linear programming; simulation