Gema Teologika (Oct 2021)

Solidaritas Yesus Terhadap Kaum Miskin: Studi Hermeneutik Lukas 21:1–4 dengan Perspektif Subaltern Gayatri Spivak

  • Angelly Christisya Kantohe

DOI
https://doi.org/10.21460/gema.2021.62.626
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 2
pp. 249 – 264

Abstract

Read online

Abstract This article aims to offer a hospitable hermeneutic to marginal groups by addressing humanitarian topics especially in relation to poverty issues. Biblical narratives pay much attention to the poor who are so ignored and silenced that their existence in public life is denied. Using Spivak’s subaltern theory of hermeneutics, this article reads Luke 21:1–4 from the perspective of the minority. Subaltern hermeneutics invites readers to embrace the spirit of Jesus in fighting against oppression. Jesus’ empathy toward the minority calls contemporary readers to represent the voices of the silenced and the oppressed. The goal is that both the oppressors and the oppressed are healed to celebrate life together. Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menawarkan sebuah pendekatan hermeneutik yang ramah terhadap kelompok-kelompok marginal sehingga dapat dihidupi dan dipakai untuk menyikapi persoalan-persoalan kemanusiaan khususnya berkaitan dengan isu kemiskinan. Narasi-narasi Alkitab menyatakan betapa kaum miskin sering kali terabaikan dan terbungkam sehingga suaranya tidak dapat didengar bahkan eksistensinya luput dari perhatian masyarakat. Menggunakan teori hermeneutik subaltern dari Spivak, artikel ini membaca teks Lukas 21:1–4 dari sudut pandang kaum minoritas. Hermeneutik subaltern dipakai untuk membaca teks tersebut guna mengajak para pembaca untuk meneladani semangat Yesus dalam memerangi bentuk-bentuk penindasan. Perilaku keberpihakan Yesus terhadap kaum minoritas mengundang para pembaca untuk turut melibatkan diri sebagai perwakilan suara-suara kaum tertindas yang terbungkam. Tindakan tersebut membuka ruang bagi setiap orang, baik para pelaku penindasan maupun korban-korban yang tertindas, untuk memperoleh pemulihan dan merayakan kehidupan bersama.

Keywords