Sari Pediatri (Nov 2016)
Faktor Risiko Diare Persisten pada Pasien yang Dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Abstract
Latar belakang. Program pengobatan rehidrasi oral telah berhasil mengontrol kematian akibat diare akut. Sekitar 3%-20% kasus diare akut pada anak akan berkembang menjadi diare persisten. Kematian akibat diare persisten cukup tinggi ± 65% dari seluruh kematian akibat diare. Tujuan. Menentukan faktor risiko terjadinya diare persisten dan mengukur besar pengaruh tiap faktor risiko tersebut terhadap terjadinya diare persisten pada anak yang dirawat di ruang rawat inap bagian anak RS Dr. Cipto Mangukusumo Jakarta. Metode. Rancang penelitian retrospektif, kasus-kontrol. Data penelitian diperoleh dari catatan medik pasien, semua pasien (54 pasien) diare persisten yang dirawat mulai 1 Januari 2004-30 Juni 2007 yang memenuhi kriteria inklusi dipilih sebagai kasus dan 108 pasien diare akut dipilih secara consecutive sampling sebagai kontrol. Hasil. Pada analisis univariat didapatkan perbedaan bermakna antara 54 pasien dengan diare persisten (kasus) dan 108 pasien dengan diare akut (kontrol) dalam hubungan melanjutnya diare akut menjadi diare persisten pada faktor risiko: pemberian antibiotik (p=0,042, RO :1,984, IK : 0,021-3,854), anemia (p=0,005, RO :2,568, IK : 1,313-5,024 ) dan malnutrisi (p= 0,001, RO : 10,974, IK :3,442-34,814). Pada regresi logistik multivariat, dua faktor risiko memperlihatkan hubungan yang bermakna yaitu anemia (p=0,025, RO :2,374, IK : 1,117-5,047) dan malnutrisi (p= 0,001, RO : 12,621, IK :3,580-44,814). Kesimpulan. Anemia dan malnutrisi pada diare akut merupakan faktor risiko untuk melanjutnya diare akut menjadi diare persisten.
Keywords