Buletin Veteriner Udayana (Feb 2017)

Gambaran Sel Darah Putih Sapi Bali yang Terinfeksi Jamur Dermatofita Secara Alami (PROFILE OF WHITE BLOOD CELLS IN BALI CATTLE NATURALLY INFECTED BY DERMATOPHYTOSIS)

  • Nirae Nirae Nurani,
  • Putu Ayu Sisyawati Putriningsih,
  • I Putu Gede Yudhi Arjentinia

Abstract

Read online

Dermatofitosis atau ringworm merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Setiap agen asing yang masuk ke dalam tubuh akan direspon oleh sel-sel darah putih sebagai sel pertahanan tubuh. Informasi mengenai gambaran sel darah putih kasus dermatofitosis pada sapi bali belum banyak tersedia di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sel darah putih sapi bali yang normal dibandingkan dengan sapi bali yang positif terinfeksi jamur dermatofita. Penelitian ini menggunakan 12 sampel darah, yaitu enam sampel darah sapi bali yang normal dan enam sampel darah sapi bali yang positif terinfeksi dermatofitosis. Pengujian pertama dilakukan dengan pemeriksaan kerokan kulit dan rambut menggunakan larutan KOH 10%. Isolasi dan identifikasi jamur dermatofita menggunakan media Sabourand’s Dextrose Agar (SDA). Penghitungan dan pemeriksaan total leukosit dilakukan menggunakan Hemositometer sedangkan untuk pemeriksaan dan penghitungan differensial leukosit menggunakan pewarnaan Giemsa. Uji T-Test menunjukkan perbedaan nyata pada rata-rata total leukosit sapi bali yang positif terinfeksi dermatofitosis dibandingkan dengan sapi bali yang normal. Uji Mann-Whitney menunjukkan berbeda nyata pada monosit sapi bali yang positif terinfeksi dermatofitosis dibandingkan dengan sapi bali normal. Sapi bali yang terinfeksi jamur dermatofita mempunyai total leukosit dan monosit yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi bali normal. Dermatophytosis is kind of disease which caused by dermatophyta fungus. White blood cell (leukocyte) will responds every strange things which entering the body as a defend cell. In Indonesia, only few information of the white blood cell (leukocyte) in the Dermatophytosis cases towards balinese cattle can be found. The purpose of the research in finding the comparasion between lukocyte of normal balinese cattle which is not infected and balinese cattle which infected by dematophyta fungus. The research are using 12 samples of blood, is abaout 6 blood’s sampel from normal balinese cattle and 6 blood’s sample of balinese cattle which is infected by dermatophyta fungus. The first attempt is checking the skin scratching and the hair with 10% of KOH liquid. Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA) is used for isolate and identified dermatophyta fungus. Calculation and checking the total of leukocyte are using hemasitometer, while Giemsa liquid are using for differential leukocyte. T-Test shows the real differences between them which in to balinese cattle which infected by dermatophytosis. The analyzes result bye the statistic data using Mann-Whitney Test is showing there is real difference to balinese cattle’s monocyte which infected by dermatofitosis. There is a normal difference between balinese cattle which is normal and infected. Balinese cattle which infected dermatophyta fungus have a total of leukocyte and monocyte are higher than normal balinese cattle.

Keywords