Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat (Oct 2024)
Dari Logika Dominasi Menuju Logika Advokasi
Abstract
Dalam kajian tentang kewargaan di Indonesia, istilah mayoritas-minoritas telah dikenal. Tulisan ini bertujuan untuk menggugat kuasa di balik wacana mayoritas-minoritas di Indonesia. Pembicaraan tentang minoritas yang sedianya digunakan sebagai sarana advokasi sudah berubah menjadi sarana dominasi. Dalam kajian politik identitas pada paruh kedua abad ke-20, minoritas berhubungan dengan pembelaan kepada kulit hitam di Amerika Serikat, kaum LGBT, serta kelompok Indian di Amerika. Namun, dalam konteks Indonesia, pembicaraan mengenai mayoritas dan minoritas bergeser kepada soal jumlah. Mayoritas adalah kelompok masyarakat yang berjumlah banyak, sementara minoritas menunjuk kelompok yang berjumlah lebih sedikit. Wacana macam ini terjadi dalam pembicaraan tentang kewarganegaraan di Indonesia, terutama yang berlatar belakang agama sehingga agama mayoritas dan agama minoritas mulai dikenal. Dengan menggunakan metode netnografi, penelitian ini melihat berbagai kemungkinan di dalam memaknai kata minoritas di tengah masyarakat Indonesia. Penelitian pustaka ini akan menggunakan sudut pandang teori kekerasan simbolik dari Pierre Bourdieu. Dari sudut pandang ini, ditemukan bahwa wacana yang berkembang bukanlah mayoritas-minoritas melainkan peminoritasan (minoritization). Tulisan ini menawarkan logika arus balik. Logika dominasi yang saat ini berkancah di dalam kata minoritas didorong untuk kembali kepada logika advokasi yang menjadi semangat asalinya.
Keywords