Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (May 2022)
Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Pulau Enggano
Abstract
Pulau Enggano merupakan salah satu wilayah terluar yang menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebagai sumber energi listriknya. PLTD yang mulai beroperasi sejak tahun 2017 ini terdiri atas tiga unit mesin pembangkit yang mampu menghasilkan daya sebesar 730 kW, dengan total pelanggan sebanyak 1.050 pelanggan dan kebutuhan energi listrik sebesar 1.097.883 kWh/tahun. Meskipun pembangkit listrik telah tersedia, pada kenyataannya permasalahan ketenagalistrikan masih menjadi masalah dasar yang belum terselesaikan di pulau ini. Rata-rata pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan PLTD adalah 21 ton/bulan atau Rp582.757.000,00 per bulan dengan asumsi harga BBM adalah Rp9.800,00 per liter. Tingginya biaya operasional mengakibatkan listrik hanya dipasok selama enam belas jam per hari. Pemanfaatan PLTD juga menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) yang sangat tinggi. Hal ini tidak sejalan dengan komitmen pemerintah untuk bertransisi menuju net zero emission pada tahun 2060. Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan sebesar 23% pada tahun 2025 nyatanya masih belum maksimal. Makalah ini bertujuan untuk menemukan konfigurasi pembangkit tenaga hybrid yang optimal di Pulau Enggano dari segi teknis dan kelayakan ekonomi. Kelayakan ekonomi ditinjau menggunakan pendekatan net present cost (NPC) dan cost of economic (COE). Selain itu, dilakukan juga analisis keberlanjutan dari aspek lingkungan. Dari penelitian ini, didapatkan konfigurasi yang paling optimal berdasarkan biaya sistem terendah, yaitu konfigurasi 2 skenario 1, yang terdiri atas photovoltaic (PV) 1.005 kW, diesel 250 kW, dan baterai 594 unit. Konfigurasi ini dapat memproduksi listrik sebesar 1.576.115 kWh/tahun dengan nilai NPC mencapai Rp31,7 miliar rupiah dan nilai COE sebesar Rp1.998,75 per kWh. Konfigurasi ini juga memiliki keberlanjutan lingkungan yang baik karena memiliki nilai renewable fraction sebesar 91%.
Keywords