Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) (May 2018)
APLIKASI TEH KOMPOS UNTUK MENEKAN PENYAKIT PUSTUL BAKTERI PADA TANAMAN KEDELAI
Abstract
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan mikroba pada teh kompos aerobik (ACT) dan anaerobik (NCT) serta pengaruhnya dalam mengendalikan penyakit pustul bakteri X. axonopodis pv. glycines pada tanaman kedelai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) dan rumah kaca Universitas Brawijaya pada Januari sampai Mei 2015. Metode penelitian yang digunakan yaitu perhitungan populasi mikroba, pengujian sifat anti bakteri teh kompos secara in vitro, dan pengaruh teh kompos terhadap intensitas penyakit pustul. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi mikroba di dalam teh kompos ACT baik bakteri atau jamur lebih tinggi daripada teh kompos NCT. Teh kompos ACT mempunyai jumlah populasi bakteri tertinggi yaitu 8,11 x 106 cfu/ml pada fermentasi 96 jam dan populasi jamur tertinggi 4,98 x 104 cfu/ml pada fermentasi 24 jam, sedangkan teh kompos NCT jumlah populasi bakteri tertinggi 7,92 x 106 cfu/ml pada fermentasi 144 jam dan populasi jamur tertinggi 4,70 x 104 cfu/ml pada fermentasi 24 jam. Jumlah populasi mikroba teh kompos dapat dipengaruhi oleh pH dan konduktivitas listrik. Hasil pengujian sifat anti bakteri secara in vitro dalam cawan menunjukkan bahwa luas zona hambat yang terbentuk paling baik pada fermentasi teh 48 jam dengan diameter 1,88 cm untuk teh kompos ACT dan NCT pada fermentasi 72 jam dengan diameter 1,06 cm. Aplikasi teh kompos pada tanaman kedelai dapat menekan serangan penyakit pustul bakteri sebesar 16,44%, berbeda nyata dengan kontrol yang serangannya mencapai 36,19%.