Sari Pediatri (Nov 2016)

Faktor Risiko Lingkungan pada Pasien Japanese Encephalitis

  • I Gede E. Paramarta,
  • I Komang Kari,
  • Sunartini Hapsara

DOI
https://doi.org/10.14238/sp10.5.2009.308-13
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 5
pp. 308 – 13

Abstract

Read online

Latar belakang. Penyakit Japanese encephalitis (JE) diperkirakan menjadi endemis di seluruh negara Asia, namun hanya sedikit kasus yang telah dilaporkan dari negara-negara tropis Asia seperti Indonesia, Malaysia, dan Pilipina. Di Indonesia terutama di Bali, penelitian mengenai faktor risiko lingkungan pasien JE pada manusia masih sangat terbatas. Tujuan. Mengetahui peran sawah dan babi sebagai faktor risiko JE. Metode. Suatu penelitian kasus-kontrol telah dilaksanakan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Bali, dari Januari 2005 sampai Desember 2007. Pasien usia kurang dari 12 tahun dan tinggal di Provinsi Bali dengan ensefalitis akut atau meningoensefalitis dimasukkan dalam penelitian. Hasil diagnosis JE ditetapkan dengan IgM virus-spesifik dalam cairan serebrospinal (CSS) dan serum, dengan metode IgM captures enzyme-linked immunosorbent assay (MAC ELISA). Hasil. Empat puluh enam orang telah dimasukkan sebagai subjek penelitian, 23 disebabkan oleh JE. Sawah RR 4,68 (IK 95% 1,29;16,98); p=0,016, babi RR 4,28 (IK 95% 1,24;14,73); p=0,018 dan jarak kandang kurang dari 100 meter RR 8,00 (IK 95% 1,27;50,04); p=0,004 berhubungan dengan terjadinya JE. Umur rerata pasien JE 65,52 (SD 32,54) bulan. Setelah dilakukan analisis multivariat, variabel sawah di sekitar tempat kediaman pasien menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik RR 69,9 (IK 95% 1,55;314,52); p=0,029. Kesimpulan. Sawah di sekitar tempat tinggal pasien merupakan faktor risiko Japanese encephalitis.

Keywords