Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan (Jun 2023)
Gangguan DI/TII di Perbatasan Enrekang-Toraja Pada Pemilu 1955
Abstract
The 1955 elections were the first elections held by the Indonesian government, but the vast territory of Indonesia did not make the 1955 elections a completely safe election because there were still many upheavals in the regions that occurred. One of the upheavals that occurred was the DI / TII movement that occurred in several places in Indonesia, one of which was the South Sulawesi region. The movement led by Qahar Mudzakkar disrupted the 1955 elections both during the implementation and in preparation for this election. Especially for areas on the Enrekang-Toraja border. Therefore, this article analyzes how DI/TII interference in the border area is an attempt to thwart the election. This research uses historical research methods which include heuristics, criticism, interpretation, and historiography by analyzing the Enrekang Archives Inventory, Toraja, Sulawesi Province. The results showed that areas that were not controlled by DI/TII were still able to carry out elections, but DI/TII areas located on the border could not carry out elections which were marked by the absence of election equipment in the area. However, DI/TII areas close to the city conducted elections secretly so that several regions had time to carry out elections in different ways in anticipation of the conditions at that time. Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan oleh pemerintahan Indonesia namun wilayah Indonesia yang begitu luas tidak menjadikan pemilu 1955 menjadi pemilu yang sepenuhnya aman karena masih banyaknya pergolakan di daerah-daerah yang terjadi. Salah satu pergolakan yang terjadi ialah adanya gerakan DI/TII yang terjadi dibeberapa tempat di Indonesia, salah satunya ialah wilayah Sulawesi Selatan. Gerakan yang dipimpin oleh Qahar Mudzakkar ini melakukan gangguan terhadap pemilu 1955 baik pada saat pelaksanaan maupun dalam rangka persiapan pemilu ini. Terutama untuk daerah-daerah yang berada di perbatasan Enrekang-Toraja. Oleh karena itu, artikel ini menganalisa bagaimana gangguan yang di lakukan DI/TII di daerah perbatasan sebagai upaya untuk menggagalkan pemilu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, Kritik, Intrepretasi dan historiografi dengan menganalisi Inventaris Arsip Enrekang, Toraja, Provinsi Sulawesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang tidak dikuasai oleh DI/TII masih dapat melaksanakan pemilu namun daerah DI/TII yang berada di perbatasan tidak dapat melaksanakan pemilu yang ditandai dengan tidak terbentuknya perlengkapan pemilu di daerah tersebut. Akan tetapi daerah DI/TII yang dekat dengan kota melakukan pemilu secara sembunyi-sembunyi sehingga beberapa daerah sempat melaksanakan pemilu dengan cara yang berbeda dalam mensiasati kondisi saat itu.
Keywords