Jurnal Pendidikan Edutama (Jul 2021)
Evaluasi Bebas Tujuan: Implementasi dalam Pelatihan Kepewaraan Mahasiswa
Abstract
Abstract: In the principle, the goal-free evaluation model has the advantage of being able to consider possible influences, not only those that are planned, but things that are considered as other byproducts that arise from the product, so that novelty can be found in this model. The purpose of this study was to evaluate the application of the student host training model at STKIP NU Indramayu. The method used in this study is an experiment using a test technique. The tests used are linguistic knowledge and host tests. The results of the student's linguistic knowledge test when they were about to take part in the host training only reached 65.30. Based on the benchmark reference assessment with a scale of ten calculations at 56%-65% mastery intervals, it is categorized as moderate. The host practice test for STKIP NU Indramayu students before the host training was carried out only reached 62.90 in the moderate category. The host practice test of STKIP NU Indramayu students after attending the training reached 77.80. Based on the benchmark reference assessment with an interval of 76%-85% mastery level percentage is categorized as good. Thus, it can be concluded that the evaluation of student host training programs needs to be continuously developed by universities in Indonesia. Keywords: goal-free evaluation, implementation of host training for students Abstrak: Pada prinsipnya, model evaluasi bebas tujuan (goal free evaluation model) memiliki kelebihan dapat mempertimbangkan kemungkinan pengaruh, bukan hanya yang direncanakan, tetapi hal yang diperhatikan sebagai sampingan lain yang muncul dari produk, sehingga kebaruan dapat ditemukan dalam model ini. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi penerapan model pelatihan kepewaraan mahasiswa di STKIP NU Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan adalah pengetahuan kebahasaan dan tes kepewaraan. Hasil tes pengetahuan kebahasaan mahasiswa saat akan mengikuti pelatihan kepewaraan hanya mencapai 65,30. Berdasarkan penilaian acuan patokan dengan penghitungan skala sepuluh pada interval penguasaan 56%-65% terkategori sedang. Tes praktik kepewaraan mahasiswa STKIP NU Indramayu sebelum dilakukan pelatihan kepewaraan hanya mencapai 62,90 terkategori sedang. Tes praktik kepewaraan mahasiswa STKIP NU Indramayu setelah mengikuti pelatihan mencapai 77,80. Berdasarkan penilaian acuan patokan dengan interval persentase tingkat penguasaan 76%-85% terkategori baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi program pelatihan kepewaraan mahasiswa perlu terus dikembangkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Kata Kunci: evaluasi bebas tujuan, implementasi pelatihan kepewaraan pada mahasiswa
Keywords