Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Jun 2024)

Meretas Jalan Pembebasan: Hermeneutik Silang Budaya antara Cerita Rakyat Perempuan-Perempuan Pelarian dan Ratu Wasti

  • Yosia Polando Ressa,
  • Cindy Cecilia Tumbelaka-van Munster,
  • Ronald Arulangi

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v9i1.1392
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1
pp. 85 – 104

Abstract

Read online

Abstract. The topic discussed in this article is the issue of gender justice related to sex discrimination and violence in a patriarchal society, where women lose their inspiring voice. Christian women can look for values in the Bible, but sometimes they only find that women's voices that are very weak because of patriarchal gender bias. They can trace their path of searching for spiritual riches in their oral traditions, namely folklore. Based on this background, this article offers a cross-cultural reading of the Bible between the authority of values originating from folklore and other local wisdom, and the authority of the Bible as the basis for church teaching. The cultural context of Mamasa and the stories of “Runaway Women” will be in dialogue with the story of Queen Vashti in the book of Esther. As the result, women's struggle in seeking gender justice can be achieved if relationships and networks of empowering power are built with other women around them. Abstrak. Topik yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah seputar persoalan keadilan gender terkait diskriminasi seks dan kekerasan dalam masyarakat yang patriarkhal, di mana perempuan kehilangan suara inspirasinya. Para perempuan Kristen dapat saja mencari-cari pijakan nilai dalam Akitab, namun terkadang hanya menemukan kenyataan bahwa suara-suara perempuan di sana sangat lemah karena bias gender yang patriarkhal. Mereka dapat menyusuri jalan pencarian mereka dalam kekayaan spiritual dalam tradisi lisan mereka, yaitu cerita rakyat. Dengan latar belakang tersebut, tulisan ini menawarkan pembacaan Alkitab silang budaya antara otoritas nilai yang bersumber dari cerita rakyat dan kearifan lokal lainnya, dan otoritas Alkitab sebagai dasar pengajaran gereja. Konteks kultural Mamasa dan cerita “Perempuan-perempuan Pelarian” akan didialogkan dengan kisah Ratu Wasti dalam kitab Ester. Hasilnya, perjuangan perempuan dalam mengusahakan keadilan gender apabila terbangun relasi dan jejaring kekuatan pemberdaya dengan perempuan lain di sekitarnya.

Keywords