Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni (Jul 2017)

“Bansi Rang Solok” music composition of (Re-interpretasi tradisi)

  • Ronaldi Ronaldi,
  • Pande Made Sukerta

DOI
https://doi.org/10.33153/dewaruci.v12i1.2516
Journal volume & issue
Vol. 12, no. 1
pp. 17 – 21

Abstract

Read online

Kesenian Bansi Solok, adalah sebuah kesenian tradisi khas daerah Solok Sumatera Barat. Kesenian ini terdiri dari satu orang pendendang, dan satu orang peniup Bansi. Instrumen musik Bansi Solok terbuat dari bambu, hampir mirip dengan instrumen tiup recorder, namun instrumen bansi Solok hanya memiliki enam buah lobang nada saja, kesan melodi, warna bunyi, garitiak, teknik tiupan, dari permainan instrumen bansi Solok, akan menghasilkan melodi-melodi yang cenderung terkesan minor, bila diukur dengan sistim tangga nada, pada musik barat. Biasanya dalam menghasilkan melodi, teknik garitiak pada bansi Solok lebih rapat dan punya tekanan-tekanan pada nada-nada tertentu, kadang terkesan tidak sama, atau tidak se irama dengan melodi dendang yang diiringinya. Namun pada saat ini, kesenian Bansi Solok, dalam kondisi hampir punah. Di Kota Solok hanya tinggal satu orang pendendang Bansi Solok yang masih setia menggeluti dendang kesenian Bansi Solok ini, yaitu bapak Kaslan (63 tahun). Hal inilah yang menjadi alasan pengkarya menjadikan kesenian Bansi dan dendang khas Solok sebagai materi utama dalam penggarapan karya yang berjudul ”Bansi Rang Solok” (re Interpretasi tradisi). ABSTRACT The art of Bansi Solok is the traditional musical art from Solok West Sumatera, The Bansi Solok consists of one singer and one bansi player. The Bansi is made of bamboo, it looks almost like regular Recorder, only it has six hole instead of eight. The melody that comes from bansi mostly forms a minor play, because of the colour of the sound, blowing and fingering technique, and the very characteristic of bansi it self, comparing bansi whith western musical instrument. Bansi has more pressure on certan note and more density between the notes, some times it sounds mismatched with the vocal, but it is only some part of the performance, that when we listen to the whole thing, it become a perfect siphoni “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradition)

Keywords