Cakradonya Dental Journal (Jun 2018)

TOPOGRAFI DENTIN SETELAH PENYIKATAN DENGAN SODIUM LAURYL SULFATE PADA BERBAGAI DURASI WAKTU DITINJAU DENGAN ATOMIC FORCE MICROSCOPY

  • Abdillah Imron Nasution,
  • Basri A. Gani,
  • Firda Asbarini

DOI
https://doi.org/10.24815/cdj.v10i1.10613
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 1
pp. 31 – 37

Abstract

Read online

Menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluoride adalah kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat di negara berkembang. Pasta gigi yang dijual di pasaran biasanya mengandung deterjen dengan kadar yang rendah. Sodium lauryl sulfate (SLS) adalah salah satu deterjen dalam pasta gigi dengan kadar rata-rata 0,5-2% dari berat keseluruhan pasta gigi. SLS dapat merusak struktur dentin dengan berpenetrasi ke dalam kristal hidroksiapatit (HA) yang merupakan penyusun dentin. Penelitian ini bertujuan menganalisis topografi dentin setelah penyikatan dengan sodium lauryl sulfate 1% pada berbagai durasi waktu ditinjau dengan Atomic Force Microscopy (AFM). Enam gigi premolar digunakan sebagai spesimen dan dipotong pada area mahkota dekat CEJ kemudian dihaluskan. Spesimen dikelompokkan ke dalam enam kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok yang disikat dengan SLS 1% dengan durasi 3 menit, 5 menit, 8 menit dan 10 menit. Perlakuan diulang selama 7 hari. Hasil pengamatan AFM memperlihatkan perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyikatan menggunakan SLS dapat menurunkan kekasaran permukaan, memperkecil diameter tubulus dentin, menurunkan tinggi dentin intertubuler dan memperlebar jarak dentin intertubuler. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa SLS dapat menyebabkan abrasi pada struktur hidroksiapatit dan merusak kolagen pada dentin.

Keywords