Ilmu Kelautan (Dec 2013)
Laju Pertumbuhan dan Kelulushidupan Transplan Spons Amphimedon sp. (Growth and Survival of Sponge Amphimedon sp. Transplants)
Abstract
Spons adalah salah satu sumber bahan hayati laut yang potensial. spons Amphimedon sp. terbukti memiliki potensi sebagai senyawa bioaktif anti kanker. Namun, pemanfaatan spons dari alam akan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan, khususnya populasi organisme tersebut. Melalui budidaya spons dapat diaplikasikan untuk menyediakan bahan bioaktif dalam jumlah yang cukup secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan spons Amphimedon sp. yang dibudidayakan melalui transplantasi secara in situ di perairan Pulau Panjang, Jepara, Jawa Tengah. Spons ditransplantasikan pada perairan laut dengan jarak 6 m dan 1 m dari dasar, dengan 2 ukuran awal eksplan (3cm x 3cm x 1,5cm dan 6cm x 6cm x 1,5cm). Laju pertumbuhan dihitung berdasarkan pertambahan volume eksplan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran awal eksplan memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan. Sebaliknya, perbedaan kedalaman tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan spons. Laju pertumbuhan eksplan spons Amphimedon sp berkisar 3,01±1,60 cm3.hari-1 sampai dengan 3,43±1,08 cm3.hari-1. Kelulushidupan eksplan spons mencapai 100%. Hasil ini menegaskan bahwa untuk usaha budidaya spons sebaiknya menggunakan ukuran awal eksplan besar. Disamping itu perairan Pulau Panjang terbukti memiliki perairan yang sesuai untuk budidaya spons. Kata kunci: akuakultur, eksplan, spons, bahan bioaktif Sponge is known as important marine natural product sources. Sponge Amphimedon sp. has been proven to have anticancer substances. However, direct exploitation of sponge from nature will give a bad impact to the marine environment. Sponge aquaculture can be applied for sufficiently and sustainably supply of bioactive compounds. In order to obtain data on growth and survival rates of transplanted sponge Amphimedon sp. in Panjang Island-Jepara waters, this in situ research was conducted. The sponges were explanted at 6 m and 1 m above the sea floor with two initial approximate size (3cm x 3cm x 1.5cm and 6cm x 6cm x 1.5cm). The growth rate was indicated by volumetric increment. The results showed that initial explants size gave a significant effect on the growth rates of the sponge. On the other hand, two different depths of culture did not give significant effect. The explant growth rates range from 3.01±1.60 cm3.day-1 to 3.43±1.08 cm3.day-1. Survival rate of the sponge during the experiment was 100%. This result confirms that for the cultivation of sponges should use larger explants initial size. It also suggests that Panjang Island water has proven suitable for sponges cultivation activities. Keywords: aquaculture, explant, sponges, bioactive substance