Aksioma: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika (Jun 2022)

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

  • Nahor Murani Hutapea

DOI
https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.4802
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 2
pp. 1391 – 1399

Abstract

Read online

Kemampuan pemecahan masalah matematika (KPMM) adalah suatu kemampuan yang dibutuhkan orang dalam menghadapi tantangan kehidupan. Hal ini dikarenakan melalui pemecahan masalah, siswa dapat menyelesaikan masalah secara bebas dan kreatif. Kenyataanya, KPMM siswa belum berkembang dengan baik. Pembelajaran kontekstual (PK) diperkirakan dapat mengembangkan KPMM siswa. Tujuan penelitian untuk meningkatkan KPMM siswa yang dibelajarkan dengan PK dan pembelajaran konvensional (PKV) dikaji secara keseluruhan dan level sekolah (LS) serta mengkaji ada tidaknya interaksi antara pembelajaran dan LS terhadap peningkatan KPMM siswa. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan disain kelompok kontrol pretes dan postes. Subjek penelitian siswa SMPN kelas VII LS atas dan tengah di Pekanbaru dengan satu set tes KPMM sebagai instrumen. Analisis data dengan uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan Anava dua jalur. Hasil penelitian: (1) peningkatan KPMM siswa yang dibelajarkan dengan PK lebih tinggi dari PKV, secara keseluruhan: 0.83 > 0.65, LS: 0.95 > 0.72; 0.70 > 0.59; dan (2) ada interaksi yang signifikan antara pembelajaran dan LS terhadap peningkatan KPMM siswa. Kesimpulan: (1) ada peningkatan KPMM siswa setelah memperoleh pembelajaran; siswa yang dibelajarkan dengan PK memiliki peningkatan KPMM lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan PKV, dikaji secara keseluruhan dan LS; dan (2) ada interaksi yang signifikan antara pembelajaran dan LS terhadap peningkatan KPMM siswa. Mathematical problem solving ability (MPSA) is an ability that people need in facing life’s challenges. This is because through problem solving, students can solve problems freely and creatively. In fact students’ MPSA have not developed well. Contextual learning (CL) is expected to be able to develop students’ MPSA. The aim of the study was to improve students’ MPSA who were taught through CL and conventional learning (CVL) as a whole and at the school level (SL) and examine whether there is an interaction between learning and SL towards increasing students’ MPSA. This type of research is quasi-experimental with a pretest and posttest control group design. The research subjects were students of SMPN class VII at upper and middle SL in Pekanbaru with a set of MPSA tests as an instrument. Data analyzed using Mann-Whitney, Kruskal-Wallis and two way Anava tests. The research results show that (1) MPSA improvement of students taught with CL is higher than CVL, overall: 0.83 > 0.65, SL: 0.95 > 0.72; 0.70 > 0.59; and (2) there is a significant interaction between learning and SL towards increasing students’ MPSA. Conclution: (1) there is an increase students’ MPSA after learning; students taught with CL had higher MPSA improvement than students taught with CVL, assessed overall and SL; and (2) there is a significant interaction between learning and SL towards increasing students’ MPSA.

Keywords