Sari Pediatri (Nov 2016)

Hubungan Kelainan Kongenital Anomali Gastrointestinal pada Neonatus dan Kematian

  • Dora Darussalam,
  • TM Thaib

DOI
https://doi.org/10.14238/sp14.6.2013.341-4
Journal volume & issue
Vol. 14, no. 6
pp. 341 – 4

Abstract

Read online

Latar belakang. Kelainan kongenital anomali gastrointestinal merupakan kelainan defek morfologik saluran cerna yang dijumpai sejak bayi baru lahir. Tujuan. Mengetahui hubungan kelainan kongenital anomali gastrointestinal dan kematian neonatus. Metode. Studi potong lintang retrospektif dengan penelusuran rekam medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh sejak bulan Januari 2010-Desember 2011. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji X 2 dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil. Penelitian ini mendapatkan 79 pasien dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal yang terdiri atas bayi laki-laki 74,7% dan bayi perempuan 25,3%. Jenis penyakit kongenital anomali gastrointestinal yang didapat adalah atresia esofagus (2,5%), atresia duodenum (1,3%), atresia yeyunum (2,5%), penyakit Hirschsprung (29,1%), omfalokel (10,1%), gastroskisis (6,3%), volvulus (2,5%), dan malformasi anorektal (45,6%). Pasien dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal dijumpai 27,8% kasus meninggal. Hasil uji statistik Pearson Chi squaremenunjukkan bahwa usia gestasi, berat lahir serta jenis penyakit berhubungan bermakna dengan hasil luaran klinis (p<0.05). Kesimpulan. Didapatkan 27,8% kematian neonatus dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal di NICU RSUD Dr Zainoel Abidin, Banda Aceh. Usia gestasi, berat lahir dan jenis penyakit berhubungan dengan kematian neonatus dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal

Keywords