Jurnal Pertanian Terpadu (Jun 2016)
Komposisi dan Produktifitas Hijauan Makanan Ternak di Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur
Abstract
Pengembangan budidaya kelapa sawit di Kutai Timur sebagai komoditas unggulan, dan komoditas peternakan merupakan salah satu komponen pendukung pengembangan ekonomi rakyat. Pemanfaatan areal dan hasil ikutanl imbah perkebunan sawit sebagai potensi basis sumberdaya dan lingkungan peternakan sangat prospek untuk digalakkan mengingat potensi lahan perkebunan sawit yang dapat menyediakan tanaman penutup tanah sebagai sumber pakan ternak, guna mengoptimalkan pemberdayaan lahan melalui cara intergrasi sawit-sapi potong dengan tujuan: (1) peningkatan efisiensi dalam pengendalian tanaman penutup tanah (legum dan graminae) melalui sistem penggembalaan ternak di areal kebun sawit atau sistim panen rumput (cut and currying) untuk ternak; (2) penggunaan sapi sebagai tenaga kerja di areal kebun sawit, disamping sebagai penghasil pupuk untuk tanaman sawit; (3) penanaman rumput dan legum sebagai sumber pakan ternak di sela tanaman kelapa sawit; (4) pemanfaatan limbah sawit sebagai bahan pakan ternak dan kompos. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui komposisi botani danproduktivitas hijauan makanan ternak (HMT) pada areal kebun sawit di Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur. Rangkaian kegiatan penelitian adalah : melakukan identifikasi komposisi botani hijauan makanan ternak diareal kebun sawit umur 4 – 6 tahun, mengukur proper use faktor dan mengukur produktivitas hijauan makanan ternak bahan segar. Hijauan makanan ternak di areal kebun sawit umur 4 – 6 tahun di kecamatan Muara Wahau terdiri dari graminae dengan komposisi 24% Brachiaria humidicola, 24% Brachiaria brizanta, 24% pakis, Alang-alang 11%, Andropogon gayanus 9%, Gloris gayana 8%.Dan legum dengan komposisi botani gamal 31%, Pueraria phaseloides 25%, Calopogonium muconoides 24%, Macro phitilium 20%. Produktivitas hijauan makanan ternak di kecamatan Muara Wahau pada areal kebun sawit umur 4 – 6 tahun berdasarkan nilai proper use factor sebesar 68,.6% kategori tinggi (tingkat kepantasan pemanfaatan), dengan kemampuan produksi bahan segar 10.819,2 ton/tahun dengan kapasitas tampung ternak sebesar 9.878,4 ST (4,2 ST/hektar).
Keywords