Scripta Score Scientific Medical Journal (Sep 2022)
Nerve Stimulation: Sebuah Inovasi Terbaru sebagai Alternatif Pengobatan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Abstract
Pendahuluan: Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) masih menjadi masalah kesehatan jiwa di dunia dan angka kejadian GPPH masih cukup tinggi di Indonesia. Hingga kini, standar regimen yang digunakan adalah farmakoterapi dengan obat golongan psikostimulan yang dinilai kurang baik karena memiliki berbagai efek samping. Sebagai alternatif, terdapat inovasi terbaru, yaitu nerve stimulation, yang merupakan sebuah prosedur non-invasif dan dapat ditoleransi dengan baik. Nerve stimulation dapat dilakukan melalui rangsangan elektrik pada saraf trigeminus (Trigeminal Nerve Stimulation) dan saraf vagus (Vagus Nerve Stimulation). Tujuan: Mencari terapi alternatif dengan efektivitas tinggi dan efek samping minimal dalam tatalaksana GPPH. Metode: Pada literature review ini, dilakukan penelusuran kata kunci “nerve stimulation”, “transcutaneous vagus nerve stimulation”, “trigeminal nerve stimulation”, dan “GPPH” melalui beberapa search engine. Setelah itu, dilanjutkan dengan skrining dimana diperoleh 6 jurnal yang selanjutnya ditinjau secara seksama. Pembahasan: Pasien dengan GPPH mengalami gangguan regulasi neurotransmitter dimana terdapat penurunan dopamin, GABA dan norepinefrin. Penggunaan nerve stimulation dipercaya dapat menjadi terapi efektif untuk pasien GPPH. Uji klinis terhadap nerve stimulation pada saraf trigeminus telah menunjukan penurunan nilai ADHD-IV Rating Scale dan Conners Global Index. Stimulasi saraf vagus juga menunjukkan peningkatan produksi neurotransmitter GABA dan norepinefrin dengan cara merangsang beberapa regio di otak terutama nucleus tractus solitarius dan locus coeruleus. Kesimpulan: Salah satu terapi mutakhir yang dapat digunakan dalam pengobatan GPPH adalah dengan menggunakan alat nerve stimulator. Secara keseluruhan, nerve stimulation memberikan efek yang baik pada pengobatan GPPH. Terapi nerve stimulation relatif aman dengan efek samping minimal yang dapat ditoleransi pada mayoritas individu.
Keywords