Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education (Jun 2024)
Flexing Sebagai Simulasi Mesin Hasrat dan Fragmentasi Tubuh Generasi Z
Abstract
Flexing sering dilakukan oleh Generasi Z di media sosial Instagram. Tindakan ini dilakukan sebagai cara mereka mendapatkan pengakuan dari orang lain khususnya followers sekaligus menegaskan identitas sosialnya. Instagram menjadi platform menarik bagi Generasi Z karena media ini sering menghadirkan postingan kesempurnaan yang mendorong mereka untuk menunjukkan kesempurnaan pula. Kondisi ini telah menjadikan Instagram sebagai mesin hasrat bagi mereka untuk menampilkan image diri yang menarik perhatian. Tujuan penelitian ini ada tiga. Pertama, menganalisis kategori flexing yang dilakukan Generasi Z di Instagram. Kedua, menganalisis Instagram yang bertransformasi menjadi mesin hasrat. Ketiga, menganalisis flexing yang mendorong Generasi Z dalam menampilkan fragmentasi tubuh yang palsu. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memandang flexing sebagai tindakan negatif, dalam penelitian ini flexing dipandang sebagai tindakan yang perlu ditampilkan khususnya Generasi Z di media sosial, sehingga terjadi pergeseran makna dengan generasi sebelumnya. Untuk mengeksplorasi penelitian ini penulis menggunakan teori simulasi hiperrealitas oleh Jean Baudrillard. Metode penelitian yaitu metode penelitian kualitatif pendekatan etnografi oleh Robert Kozinets. Penelitian ini dilakukan mulai bulan oktober sampai november 2023. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu flexing yang dilakukan Generasi Z di Instagram terbagi menjadi tiga kategori yaitu flexing gaya hidup, pencapaian diri, dan hobi baru. Flexing menjadi hal yang wajar dilakukan Generasi Z agar mudah mendapatkan identitas sosial. Selain itu, Instagram sebagai media untuk melakukan flexing alhasil mampu menstimulasi generasi ini untuk menampilkan fragmentasi tubuh yang palsu.
Keywords