Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis (Dec 2021)
Tingkat Advokasi Aktivis Perempuan Singkong Jaya terhadap Penyintas Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat advokasi aktivis perempuan di Lembga Berbasis Komunitas (LBK) Perempuan Singkong Jaya terhadap penyintas Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Malang Raya memiliki jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga tertinggi di Jawa Timur. Meskipun terdapat banyak pihak yang berupaya untuk melakukan pencegahan, namun kasus KDRT masih mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Aktivis perempuan di LBK Perempuan Singkong Jaya merupakan salah satu pihak yang berperan penting dalam melakukan berbagai upaya untuk menghapuskan kasus kekerasan terhadap perempuan yaitu dengan cara melakukan advokasi atau pendampingan. Penelitian ini menggunakan konsep advokasi milik Robert L. Schneider (2008), untuk mengukur tingkat advokasi yang dilakukan oleh LBK Perempuan Singkong Jaya. Penelitian kuantitatif-deskriptif ini menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat advokasi aktivis perempuan di LBK Perempuan Singkong Jaya terhadap penyintas KDRT masuk ke dalam kategori tinggi dengan persentase 43,3 persen yang berarti aktivis perempuan tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan pendampingan terhadap penyintas KDRT melalui proses advokasi. Selain melakukan pendampingan penyintas kekerasan, aktivis perempuan di LBK Perempuan Singkong Jaya juga melakukan pemberdayaan perempuan sebagai tahap akhir dalam proses advokasi yang telah dilaksanakan. This study aims to analyze the advocacy level of women’s activists at LBK Perempuan Singkong Jaya against survivors of Domestic Violence. Malang Raya has the highest number of cases of domestic violence in East Java. Even though there are many parties who are trying to take precautions, but cases of domestic violence still experience a significant increase each year. Women activists at LBK Perempuan Singkong Jaya are one of the parties who play an important role in making various efforts to eliminate cases of violence against women, namely by doing advocacy or assistance. This study uses the advocacy concept of Robert L. Schneider (2008), to measure the level of advocacy carried out by LBK Perempuan Singkong Jaya. This quantitative-descriptive research uses data collection methods with observation, questionnaires, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the level of advocacy for women activists at LBK Perempuan Singkong Jaya for KDRT survivors falls into the high category with a percentage of 43.3 percent, which means that these women activists have the ability to provide assistance to survivors of domestic violence through the advocacy process. In addition to providing assistance for survivors of violence, women activists at LBK Perempuan Singkong Jaya also empower women as the final stage in the advocacy process that has been implemented.
Keywords