Wahana Fisika: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (Dec 2019)

ANALISIS PENAMPANG RESISTIVITAS 2D METODE MAGNETOTELLURIK DAN AUDIO-MAGNETOTELLURIK UNTUK MENGETAHUI SISTEM PETROLEUM PADA CEKUNGAN SINGKAWANG

  • Rizky Kurniawan,
  • Nanang Dwi Ardi,
  • Hidayat

DOI
https://doi.org/10.17509/wafi.v4i2.21869
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2
pp. 81 – 88

Abstract

Read online

Indonesia memiliki cadangan minyak bumi potensial yang cukup banyak, salah satunya terdapat pada Pulau Kalimantan. Pada bagain barat pulau ini memiliki cekungan besar, yakni Cekungan Melawi dan Cekungan Ketungau. Kedua cekungan ini diperkirakan berumur pra-tersier. Tetapi, kedua cekungan ini tidak memiliki potensi ekonomis untuk migas konvensional, dan diperkirakan ada satu cekungan lain yang beumur sama dengan kedua cekungan ini. Cekungan ini dikenal sebagai Cekungan Singkawang. Cekungan ini diperkirakan memiliki sistem petroleum yang tersusun dari formasi Batupasir Kayan, Formasi Pendawan, Formasi Brandung, Kelompok Bengkayang serta Formasi Seminis. Untuk menganalisis struktur ini, digunakan metode magnetotellurik dan audiomagnetotellurik yang memanfaatkan medan elektomagnetik alam. Data yang diperoleh dari kedua metode ini masing-masing terdiri dari 14 titik dengan 2 lintasan. Lintasan pertama terdiri dari 10 stasiun pengukuran dan lintasan kedua dengan 5 titik pengukuran. Data ini merupakan data yang didapatkan dari rentang frekuensi 320 – 0,00034 Hz untuk metode magnetotellurik dan 3,3 – 10400 Hz untuk metode audio-magnetotellurik. Berdasarkan kedua metode ini, diperoleh lapisan dengan nilai resistivitas dengan rentang 4 – 54 Ωm yang diperkirakan sebagai Kelompok Bengakayang yang berpotensi sebagai batuan sumber (source rock). Sedangkan lapisan dengan nilai resistivitas 119 – 437 Ωm diperkirakan sebagai Vulkanik Raya dan 1611 – 3532 Ωm sebagai Granodiorit Mensibau. Kedua formasi ini diperkirakan sebagai batuan reservoir (reservoir rock), meskipun untuk penentuan jenis batuan ini sebagai batuan reservoir harus diteliti lebih lanjut lagi. Indonesia has lot of potential of reserved crude oil, one of the region has a lot reserved is Borneo Island. In this island, there are two huge basin located in the west, there are Melawi Basin and Ketungau Basin. Both of the basin approximatelypre-tertiary aged. But both of the basin has not economic potential for conventional oil and gas, and probably there is other basin that has similar age with these basin. The name of the basin is Singkawang Basin. This basin predicted has petroleum system consists of Batupasir Kayan, Formasi Pedawan, Formasi Brandung, Kelompok Bengkayang, and Formasi Seminis. Magnetotelluric and audio-magnetotelluric method use to analyze this system. These method using natural electromagnetic field. Data obtained from this measurement consists of 14 measuring station with 2 line. First line consist 10 measuring station and second one consist 5 measuring station. This data also obtained from frequency range 320 – 0,00034 Hz for magnetotelluric method and 3,3 - 10400 Hz for audiomagnetotelluric method. Based these result, show that structure with resistivity value beetwen 4 – 54 Ωm predicted as Kelompok Bengkayang potentially to be source rock, while the layer with resistivity 19 – 437 Ωm predicted as Vulkanik Raya and 1611 – 3532 Ωm predicted as Granodiorit Mensibau. Both of the formation potentially as reservoir rock, although to determine the information of this formation as reservoir rock must be researched further.

Keywords