Al-Mizan (Jun 2018)
The Influence of Lowness of Ufuk in Reckoning of Maghrib Prayer Times at City’s Grand Mosque in Indonesia
Abstract
Khazanah hisab waktu salat Maghrib dalam kajian ilmu falak memiliki variasi kriteria dalam penentuan ketinggian Matahari, yaitu: pembulatan angka -1°; dan penggunaan daripada rumus ketinggian Matahari, yaitu: -(kerendahan ufuk + semidiameter + refraksi). Penelitian ini membahas tentang implementasi kedua kriteria tersebut ke dalam hisab waktu salat pada Masjid Agung Kota/Kabupaten. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan, yaitu: hasil uji akurasi hisab waktu salat kriteria ho = -1 ° lebih lambat pada waktu Maghrib jika input ketinggian yaitu di bawah 33 mdpl. Kemudian hasil hisab waktu salat kriteria ho = -1 ° memilki hasil waktu Maghrib yang sama dengan hisab kriteria ho = - (ku+ref+sd) ketika input ketinggian yaitu 33 mdpl. Dan hasil hisab waktu salat kriteria ho = -1 ° lebih cepat pada waktu Maghrib yaitu di atas 33 mdpl. Sedangkan batas toleransi perbedaan sebesar 1 menit yaitu mencapai ketinggian 201 mdpl artinya sejumlah 82,14971 % dari total Masjid Agung Kota masih aman. Di Indonesia, ketinggian Masjid Agung Kota di atas 201 mdpl atau selisihnya lebih dari 1 menit sejumlah 17,850287% artinya masih belum aman menggunakan hisab awal waktu salat kriteria ho = -1° dan diperlukan penambahan koreksi - (ku+ref+sd).
Keywords