Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan (Apr 2022)
Optimization of Sugarcane Bagasse Ash Utilization for Concrete Bricks Production Using Plackett-Burman and Central Composite Design
Abstract
PT. Industri Gula Glenmore (PT. IGG) setiap tahunnya memproduksi 14.300 ton abu ampas tebu (AAT) sebagai hasil samping pembakaran boiler yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Menariknya, AAT memiliki kandungan silika tinggi yaitu 68,5% yang dapat ditingkatkan nilainya sebagai substitusi parsial semen dalam pembuatan bata beton. Oleh karena itu, pada penelitian ini komposisi dan ukuran partikel AAT dioptimalkan dalam pembuatan bata beton. Optimasi dilakukan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) untuk memahami perilaku faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi kuat tekan bata beton. RSM ditentukan dengan menggunakan software Design-Expert V11. Bata beton dibuat dengan perbandingan semen dan pasir menggunakan perbandingan 1:6 dengan variasi AAT 5% sampai 25% dari berat normal semen. Hasil pengujian di Workshop menunjukkan bahwa penggunaan Fly Ash dan kapur sebagai bahan pengikat untuk menggantikan sebagian semen dengan variasi 23, 26, 28, 30, dan 33% menghasilkan kuat tekan berturut-turut sebesar 56, 52, 49, 40, dan 34 kg/cm2. Dengan demikian, bata beton pada penelitian ini termasuk dalam mutu tingkat 3 berdasarkan SNI 03-0349-1989. Inovasi ini merupakan solusi untuk meningkatkan nilai tambah AAT dan menjadi peluang bisnis baru bagi PT. IGG di masa depan PT. The Glenmore Sugar Industry (PT. IGG) annually produces 14,300 tons of Sugarcane Bagasse Ash (SCBA) as a by-product of boiler combustion that has not been fully utilized. Interestingly, SCBA has a high silica content of 68.5%, which can be valorized as a partial substitution of cement in the manufacture of concrete bricks. Therefore, in this study the composition and particle size of SCBA were optimized in the manufacture of concrete bricks. Optimization was carried out by using Response Surface Methodology (RSM) to understand the behavior of significant factors affecting the compressive strength of concrete bricks. RSM was determined using the Design-Expert V11 software. Concrete bricks were made with a ratio of cement and sand using a ratio of 1:6 with a variation of bagasse ash 5% to 25% of the normal weight of the cement. The test results showed that the use of fly ash and lime as a binder to replace some cement with variations of 23%, 26%, 28%, 30%, and 33% resulted in a compressive strength of 56 kg/cm2, 52 kg/cm2, 49 kg/cm2, 40 kg/cm2, and 34 kg/cm2, respectively. Thus the concrete brick in this study was included in the quality level 3 based on SNI 03-0349-1989. This innovation is a solution to increase SCBA's added value and a new business opportunity for PT. IGG in the future.
Keywords